Pria Rp15 T Hilang di Toilet Pesawat, Saat Ditemukan Kakinya Buntung

1 day ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Tepat ketika matahari terbenam pada 5 Juli 1928, Alfred Loewenstein menaiki pesawat pribadinya di Croydon, Inggris, untuk pulang ke Brussel, Belgia. Penerbangan itu ditemani lima bawahannya.

Ketika mencapai ketinggian 4.000 kaki, Alfred terlihat sibuk menulis tanpa orang lain tahu apa yang sedang ditulis. Di tengah jalan, dia tiba-tiba bangkit menuju toilet di bagian belakang pesawat. Semua orang berpikir dia hendak buang air. 

Tapi, beberapa menit berlalu dia tak kembali. Saat salah satu penumpang memeriksa, Alfred telah menghilang dan pintu belakang pesawat terbuka. Pilot segera mendarat darurat. Kabar hilangnya Alfred menyebar cepat di seantero dunia. 

Saat itu, Alfred Loewenstein bukan orang biasa. Dia seorang pengusaha asal Belgia yang meraih kejayaan di sektor energi. Dia memiliki perusahaan listrik yang memasok energi ke berbagai negara berkembang di seluruh dunia.

Dari sinilah dia mulai membangun kekayaannya, yang kemudian dialihkan sebagian ke sektor investasi. Keberhasilan dalam mengelola aset membuatnya melesat menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dalam dunia keuangan.

Dia pun kemudian tercatat sebagai orang terkaya ke-3 di dunia. New York Times (11 September 1928) menyebut, total kekayaannya mencapai 12 juta pound sterling pada 1928. Nominal tersebut setara 728 juta pound sterling pada masa kini atau setara Rp15 triliun.

Beberapa hari sebelum hilang, Alfred dikabarkan mengalami kerugian besar.

Berbagai rencana keuangan yang dia susun gagal total. Ekspansi perusahaan listriknya ke AS tidak berjalan mulus. Bantuan yang dijanjikannya kepada pemerintah Belgia kandas. Bahkan upayanya untuk mengakuisisi sebuah perusahaan tekstil di Belanda pun tidak berhasil.

Dari sini, harian Aaltensche courant (20 Juli 1928) mewartakan, insiden hilangnya Alfred dari pesawat mungkin berkaitan dengan tekanan mental akibat serangkaian kegagalan tersebut. Kemungkinan hilang bunuh diri pun menjadi dugaan awal.

Namun, kesimpulan ini dibantah oleh awak dan penumpang pesawat.

Kapten pesawat, Drew, bersaksi kepada koran Voorwaarts: sociaal-democratisch dagblad (6 Juli 1928), hilangnya sang bos dari pesawat merupakan kecelakaan. Alfred diduga tidak sengaja bersandar pada pintu keluar di bagian belakang pesawat. 

Badannya mendorong pintu hingga terbuka yang mengakibatkan terlempar keluar dari pesawat. Dugaan hilang bunuh diri karena depresi juga dibantah oleh teman bisnis dan juga penumpang pesawat, yakni Andrew Holt.

"Dia dalam kondisi kesehatan dan suasana hati yang sangat baik. Dia bilang ke saya kalau ingin berpergian lagi selama beberapa hari," ungkap Andrew Holt.

Meski dugaan bunuh diri atau kecelakaan sempat mencuat, kedua teori itu mulai dipertanyakan setelah Kementerian Udara Inggris merilis temuannya.

Mereka membuktikan, membuka pintu pesawat di ketinggian bukanlah hal mudah. Diperlukan tenaga sangat kuat bahkan lebih dari satu orang. Sebab, tekanan udara dan hembusan angin di ketinggian membuat pintu sulit dibuka secara normal.

Dari sinilah spekulasi bahwa Alfred dibunuh mulai mencuat. Beredar dugaan, dia dihabisi oleh salah satu penumpang di pesawat, lalu jasadnya dibuang dari udara. Motifnya pun bervariasi, mulai dari suruhan pesaing bisnis hingga dendam pribadi.

Ditemukan Luka Parah & Kaki Buntung

Misteri hilangnya Alfred dari toilet pesawat terkuak 14 hari kemudian. Pada 19 Juli 1928, seorang nelayan menemukan Alfred di perairan Prancis dengan kondisi tewas dan mengenaskan, yakni luka parah hingga kakinya buntung.

"Di jenazah Alfred ada luka terbuka di dada kiri dan bahu. Lalu kaki kiri sebagian hilang," tulis Tilburgsche courant (20 Juli 1928).

Meski terlihat mencurigakan, temuan pada jasad Alfred bukan tanda-tanda pembunuhan. Kepada New York Times (11 September 1928), dokter forensik menyebut semua luka hasil hantaman air dan pembusukan di lautan. 

"Artinya, Alfred masih hidup ketika menghantam air," ungkap tim dokter forensik.

Dokter mengungkap alasan dia hilang paling logis adalah jatuh karena bersandar di pintu.

"Sekarang tinggal dibuktikan, apakah korban bisa membuka pintu pesawat selama penerbangan?," kata dokter.

Sayang, pertanyaan tak terjawab. Kepolisian akhirnya menutup kasus tersebut tanpa kesimpulan pasti mengenai motifnya. Alhasil, kematian Alfred Loewenstein masih menyisakan tanda tanya besar sampai sekarang.


(mfa/mfa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |