Jakarta, CNBC Indonesia — Konglomerat Prajogo Pangestu kembali menjadi sorotan pasar modal. Emiten yang terafiliasi dengan grup bisnisnya, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN), mengumumkan tengah melakukan negosiasi pengambilalihan PT Singaraja Putra Tbk (SINI), emiten yang dikenal berada dalam kelompok usaha Hapsoro.
Dalam keterbukaan informasi, manajemen CUAN menyampaikan bahwa perseroan melalui anak usahanya PT Kreasi Jasa Persada dan afiliasinya telah menguasai 19,99% saham SINI secara tidak langsung. Saat ini, CUAN tengah bernegosiasi dengan pemegang saham pengendali SINI untuk membahas mekanisme, harga, serta waktu penyelesaian transaksi.
Apabila negosiasi tersebut berujung kesepakatan dan seluruh persyaratan terpenuhi, CUAN dan/atau afiliasinya ditargetkan akan menguasai sedikitnya 51% saham SINI, sekaligus mengambil alih kendali manajemen. Dengan demikian, CUAN akan resmi menjadi pengendali baru emiten tersebut.
Sesuai ketentuan POJK 9/2018, CUAN sebagai calon pengendali baru juga akan melaksanakan penawaran tender wajib (mandatory tender offer) kepada pemegang saham publik SINI setelah proses pengambilalihan rampung.
Manajemen CUAN menyatakan rencana akuisisi ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang grup untuk memperkuat aset, memperluas jaringan usaha, serta membangun bisnis pertambangan dan jasa pertambangan yang terintegrasi. Meski demikian, perseroan menegaskan transaksi ini masih berada pada tahap negosiasi dan belum bersifat final.
Pasar pun mencermati langkah ini sebagai adu strategi dua taipan besar, di mana grup Prajogo berupaya memperluas pengaruhnya di sektor tambang, sementara SINI selama ini dikenal dekat dengan kelompok usaha Hapsoro.
Sementara itu, saham SINI telah naik 235,92% ke level 13.000 dalam enam bulan terakhir. Peningkatan saham paling tajam terjadi pada awal November 2025.
Sebagai informasi, penerima manfaat terkahir saham SINI adalah Hapsoro, Limas Ananto, dan Hendrikus Yulidar Putra Karim. Hapsoro menggenggam saham SINI secara langsung sebanyak 43.290.000 (9%) dan PT Autumn Prima Indonesia (30%) serta Batubara Development Pte Ltd (16,22%) per 30 November 2025.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]


















































