FOTO Internasional
Reuters, CNBC Indonesia
10 July 2025 07:25

Sejumlah rumah hangus akibat kebakaran hutan hebat yang melanda distrik L'Estaque di Marseille, Prancis selatan, pada Selasa (9/7/2025). Api yang sempat mengganas semalaman mulai mereda keesokan harinya, meski petugas masih berjibaku memadamkan titik-titik api di wilayah barat laut kota terbesar kedua di Prancis itu. (REUTERS/Alexandre Dimou)

Meski demikian, petugas pemadam kebakaran masih terus berjibaku di lapangan, dan memperingatkan bahwa api bisa kembali berkobar sewaktu-waktu. (REUTERS/Alexandre Dimou)

Kebakaran yang terjadi sejak Selasa (8/7) itu menyebabkan setidaknya 10 rumah hancur total dan puluhan lainnya mengalami kerusakan. Beruntung, hingga kini belum ada laporan korban jiwa. (REUTERS/Alexandre Dimou)

Para pejabat telah menginformasikan bahwa status karantina wilayah bagi warga telah dicabut, meskipun beberapa orang yang dievakuasi kemungkinan besar akan mendapati rumah mereka telah hangus terbakar. (REUTERS/Alexandre Dimou)

Menurut pihak berwenang, kebakaran dipicu oleh sebuah mobil yang terbakar di jalan raya, lalu dengan cepat menyebar akibat tiupan angin kencang yang mencapai 70 km/jam. Api telah melahap sekitar 750 hektare lahan sejauh ini. (REUTERS/Alexandre Dimou)

Citra satelit yang dirilis oleh layanan cuaca nasional Prancis, Meteo France, menunjukkan asap tebal mengepul dari kota Les Pennes-Mirabeau, di atas Marseille, dan menyebar lebih dari 100 kilometer ke arah Laut Mediterania. (Tangkapan Layar Video Reuters/METEO FRANCE/NOAA)

Para ilmuwan memperingatkan bahwa negara-negara di kawasan Mediterania kini berada dalam "titik api kebakaran hutan", di mana suhu panas dan kondisi kering menjadi pemicu utama. Dalam beberapa tahun terakhir, perubahan iklim yang berlangsung cepat telah menyebabkan kebakaran menjadi lebih sering terjadi dan semakin merusak. (REUTERS/Alexandre Dimou)