Jakarta, CNBC Indonesia - Petaka melanda negara tetangga RI, Filipina. Sejak Selasa, topan baru, Kalmaegi, menghantam Provinsi Cebu dan membuat kota-kota besar serta kecil di sana porak-poranda.
Dalam update terbaru AFP, Rabu (5/11/2025), rumah-rumah warga dan bisnis hancur dengan akibat banjir yang ditimbulkan, sebagai dampak angin dan curah hujan tinggi yang dibawa Topan Kalmaegi. Banjir juga menyapu mobil, truk, bahkam kontainer pengiriman besar di wilayah itu.
Hingga Rabu pagi, otoritas juga mengatakan bahwa 90 orang tewas. Di Cebu sendiri jumlah korban jiwa total 49 orang.
"Kota-kota besarlah yang terdampak (banjir), daerah-daerah yang sangat padat penduduknya," kata wakil administrator pertahanan sipil Rafaelito Alejandro dalam sebuah wawancara dengan stasiun radio lokal DZMM.
"Semua banjir telah surut. Tantangan kami sekarang adalah membersihkan puing-puing yang menghalangi jalan kami," tambahnya menyebutkan puluhan orang lain masih hilang.
Foto: Topan Kalmaegi menerjang wilayah permukiman warga di Kota Cebu, Filipina tengah pada Selasa (4/11/2025). (via REUTERS/MDRRMO SILAGO)
Foto: Topan Kalmaegi menerjang wilayah permukiman warga di Kota Cebu, Filipina tengah pada Selasa (4/11/2025). (Alan TANGCAWAN/AFP)
Sementara itu, warga mengatakan banjir yang terjadi kali ini sangat parah. Sungai meluap dengan cepat membuat warga tak bisa menyelamatkan diri.
"Banjir di sini kemarin sangat parah," kata Reynaldo Vergara, 53, menyebut semua barang di toko kecilnya telah hanyut.
"Sungai meluap. Dari situlah air berasal," tambahnya.
"Sekitar pukul empat atau lima pagi, airnya begitu deras sehingga Anda bahkan tidak bisa keluar... hal seperti ini belum pernah terjadi. Airnya sangat deras."
Topan Kalmaegi menerjang daratan Cebu dan sekitarnya dalam 24 jam. Hujan turun dengan debit air 183 milimeter (tujuh inci), jauh di atas rata-rata bulanan 131 milimeter.
"Situasi ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata Gubernur Pamela Baricuatro.
"Kami memperkirakan angin akan menjadi faktor yang berbahaya, tetapi... airlah yang benar-benar membahayakan warga kami," ujarnya kepada para wartawan.
"Banjir ini sungguh dahsyat."
Foto: Topan Kalmaegi menerjang wilayah permukiman warga di Kota Cebu, Filipina tengah pada Selasa (4/11/2025). (Alan TANGCAWAN/AFP)
Para ilmuwan memperingatkan bahwa badai menjadi lebih kuat akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia. Lautan yang lebih hangat memungkinkan topan menguat dengan cepat, dan atmosfer yang lebih hangat menahan lebih banyak kelembapan, yang berarti curah hujan yang lebih deras.
Secara total, hampir 400.000 orang telah dievakuasi secara preemptif dari jalur topan. Militer Filipina mengonfirmasi pada hari Selasa bahwa sebuah helikopter, salah satu dari empat helikopter yang dikerahkan untuk membantu upaya bantuan topan, telah jatuh di Pulau Mindanao utara.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Petaka Baru Hantam Taiwan, 4 Tewas-6.000 Orang Dievakuasi

















































