Petaka Buat Driver Online Meluas, Penumpang Bisa Kena Dampaknya

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Perkembangan industri taksi otomatis (robotaxi) yang kian meluas tak hanya mengancam profesi driver online. Namun, keselamatan penumpang juga dipertaruhkan.


Pasalnya, teknologi pengemudian otomatis masih terus diuji coba dan belum sepenuhnya matang. Hal ini bisa dilihat dari kasus kecelakaan yang melibatkan sistem autopilot milik Tesla beberapa saat lalu.

Terbaru, layanan robotaxi Waymo milik Alphabet (Google) juga tersandung kasus keselamatan penumpang. Lembaga Keamanan Lalu Lintas Nasional (NHTSA) pada pekan ini membuka investigasi awal terhadap sekitar 2.000 unit kendaraan Waymo.

Penyelidikan ini menyusul laporan yang menyebut robotaxi Waymo gagal mengikuti aturan rambu-rambu lalu lintas, khususnya tanda berhenti ketika bus sekolah lewat. Kasus ini menandai penyelidikan terbaru oleh regulator yang menyasar teknologi pengemudian otomatis.

Beberapa saat lalu, laporan media menyiarkan video yang memperlihatkan insiden di Georgia. Dalam video tersebut, unit robotaxi Waymo tampak terus bergerak saat mendekati bus sekolah. Padahal, ada lampu merah yang mengisyaratkan penghentian.

Laporan itu mengatakan robotaxi Waymo awalnya berhenti kemudian bermanuver memutari bus, melewati lengan penghenti yang diperpanjang saat siswa turun.

Sistem kemudi otomatis Waymo telah melampaui jarak 100 juta mil pada Juli lalu. Waymo mencatat jarak 2 juta mil per minggu, kata NHTSA

"Berdasarkan keterlibatan NHTSA dengan Waymo dalam insiden ini dan akumulasi jarak tempuh operasional, kemungkinan terjadinya insiden serupa cukup tinggi," kata badan tersebut, dikutip dari Reuters, Selasa (21/10/2025).

Menanggapi hal ini, juru bicara Waymo mengatakan perusahaan sudah mengembangkan dan mengimplementasikan peningkatan terkait penghentian ketika bus sekolah lewat. Pembaruan itu akan meluncur pada perilisan software berikutnya.

"Berkendara dengan aman di sekitar anak-anak selalu menjadi salah satu prioritas utama Waymo mendekati bus sekolah dari sudut yang lampu berkedip dan rambu tidak terlihat," kata juru bicara Waymo.

NHTSA mengatakan robotaxi Waymo yang terlibat dalam insiden di Georgia dilengkapi dengan sistem pengemudian otomatis generasi ke-5 buatan perusahaan. Kala itu, tidak ada pengemudi manusia yang mengawasi jalannya robotaxi.

Waymo mengatakan lebih dari 1.500 unit robotaxi-nya telah beroperasi di kota-kota AS, termasuk Phoenix, Los Angeles, San Francisco, dan Austin.

Pada Juli 2025, NHTSA baru menutup investigasi selama 14 bulan atas serangkaian tabrakan kecil yang melibatkan robotaxi Waymo. Insiden tabrakan itu melibatkan objek yang terlihat jelas dan seharusnya bisa dihindari oleh pengemudi yang kompeten.

Selain itu, investigasi juga merujuk pada "perilaku tak terduga" robotaxi Waymo untuk beberapa kejadian. Ada 22 laporan terkait perilaku tak terduga Waymo yang berpotensi melanggara undang-undang keselamatan lalu lintas. Penyelidikan berakhir setelah 2 unit robotaxi Waymo ditarik dari jalanan.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Tamparan Keras Buat Elon Musk Usai Ajak Ribut Trump

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |