Pertamina Kocek Rp 106 Triliun untuk Investasi di 2024

19 hours ago 4

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) telah mengeluarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 6,57 miliar atau sekitar Rp 106 triliun (asumsi kurs Rp 16.157 per US$) sepanjang 2024.

Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini mengatakan, angka investasi perseroan pada 2024 ini meningkat 4,3% dibandingkan 2023 yang tercatat sebesar US$ 6,31 miliar.

Emma mengatakan, peningkatan investasi ini menunjukkan komitmen perseroan untuk terus bertumbuh.

"Kalau kita lihat di realisasi capex 2023 dibandingkan dengan 2024, kita tetap melakukan komitmen untuk tetap bisa bertumbuh secara berkesinambungan," tuturnya dalam Konferensi Pers Kinerja Pertamina 2024 di Grha Pertamina, Jakarta, Jumat (13/6/2025).

"Realisasi capex kita di 2024 justru malah terjadi peningkatan. Di tengah situasi sulit kita tetap melakukan komitmen, disbursement capex itu meningkat 4,3% dibandingkan tahun 2023 karena kita menyatakan komitmen harus tumbuh berkelanjutan US$ 6,57 miliar kita disburse, US$ 6,57 miliar tadi disampaikan itu kita sudah disburse, namun di satu sisi rasio keuangan justru malah membaik," paparnya.

Dari sisi rasio keuangan, dia menyebut, Debt to Equity perseroan pada 2024 turun 10,3% menjadi US$ 52,20% dari 58,18% di 2023. Kemudian, Debt Service Coverage Ratio naik 10% menjadi 2,63% dari 2,39% pada 2023.

"Dari sisi debt to equity kita itu kita berhasil kita turunkan di level 52,2%, itu artinya pengelolaan dari sisi utang kita, aset liability management kita terjaga dengan sangat baik di tengah situasi sulit, di tengah seluruh parameter terjadi perburukan, namun dari sisi liability management kita itu terjaga cukup optimal," jelasnya.

"Internal funding kita optimalkan dengan digitalisasi, dilakukan juga dari sisi cost optimization kita berjalan sangat optimal, terlihat bahwa kontribusi dari program cost optimization kita itu berhasil berkontribusi US$ 1,38 miliar, itu berkontribusi untuk menjaga ke bottom line kita, untuk bisa meminimalkan downside dari perburukan dari seluruh parameter," paparnya.

"Dari sisi debt service dari coverage ratio kita itu juga terjaga baik, malah terjadi perbaikan di level 2,63, ini juga menunjukkan bahwa kita menjaga service level untuk serviceability risk kita terjadi perbaikan," ujarnya.

Adapun Credit Rating Pertamina dinyatakan BBB oleh S&P dan FitchRatings dan Baa2 oleh MOODY'S.

"Ini terlihat juga dari hasil kredit rating Pertamina secara grup, itu terjaga baik dari kredit rating dari S&P, Moody's, dan Fitrating, itu menunjukkan kita terjaga baik dan outlook kita stable," ucapnya.

Kontribusi penerimaan negara dari Pertamina pada 2024 tercatat mencapai Rp 401,8 triliun, naik 11% dari Rp 360,8 triliun pada 2023. Kontribusi penerimaan negara pada 2024 ini terdiri dari kontribusi pajak Rp 275,7 triliun, dividen Rp 9,4 triliun, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dan bonus tanda tangan Rp 116,7 triliun.

"Dari hasil tadi rating dan juga dari angka-angka, kami juga menghasilkan kontribusi penerimaan negara itu justru malah terjadi peningkatan, kalau dilihat dari hasil tahun 2023 dibandingkan dengan tahun 2024, di tengah situasi terjadi perburukan dari seluruh parameter, justru 2024 malah kontribusi kepada penerimaan negara itu terjadi peningkatan," tandasnya.

Seperti diketahui, pada 2024 Pertamina membukukan laba bersih sebesar US$ 3,13 miliar atau setara Rp 49,54 triliun. Adapun pendapatan pada 2024 mencapai US$ 75,33 miliar atau Rp 1.193,7 triliun, dan EBITDA US$ 10,79 miliar atau Rp 171,04 triliun.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: Pertamina Beli 20% Saham Perusahaan Filipina - RI Siapkan B40

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |