Jakarta, CNBC Indonesia - Desakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump agar Apple meninggalkan produksinya dari China dan pindah ke AS belum juga membuahkan hasil.
Masalah ini bahkan sampai mendapat kritik keras dari penasihat perdagangan Gedung Putih, Peter Navarro. Ia menyebut CEO Apple, Tim Cook, tak kunjung memenuhi tuntutan tersebut, meski sudah diminta sejak masa jabatan pertama Trump.
"Sejak masa jabatan pertama Trump, Tim Cook terus-menerus meminta lebih banyak waktu untuk memindahkan pabrik-pabriknya keluar dari China," kata Navarro dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (8/7/2025). "Ini seperti sinetron yang paling lama tayang di Silicon Valley" imbuhnya
Trump sendiri sempat mengancam akan memberlakukan tarif lebih dari 25% terhadap iPhone buatan luar negeri, serta menyatakan ketidaksukaannya terhadap produksi Apple di India. Namun, hingga kini, Apple justru memperluas produksi di India ketimbang memindahkannya ke AS.
Menurut para analis, keinginan Trump dianggap tak realistis. Biaya produksi iPhone di AS bisa mencapai US$3.500 per unit, atau lebih dari dua kali lipat harga iPhone saat ini.
Namun Navarro menilai Apple kurang berupaya lebih keras untuk meninggalkan China dan memindahkan manufaktur ke AS.
"Dengan teknologi manufaktur canggih dan kemajuan AI, seharusnya bukan hal yang sulit bagi Apple untuk produksi iPhone di negara ini," katanya.
Meski begitu, Apple sempat menunjukkan niatnya dengan merakit Mac Pro seharga US$ 3.000 di Texas, dan mengumumkan investasi sebesar US$500 miliar di AS pada Februari lalu.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article CEO Apple Mendadak Muncul di Kampung Pencipta DeepSeek