Perang Rudal Sampai Dagang, Dunia Sekacau Apa? Ini Analisa Sri Mulyani

9 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa ketidakpastian yang terjadi di seluruh dunia memberikan tantangan bagi perekonomian nasional maupun dunia.

Ketidakstabilan terjadi akibat dampak dari arah kebijakan negara-negara besar terutama Amerika Serikat, namun juga Eropa, Jepang, RRT, Rusia dan juga sekarang BRICS yang kemudian saling menimbulkan dampak satu sama lain.

"Jadi ketidakpastian pertama arah kebijakan internasional dan yang terutama juga muncul adalah kalau setiap negara itu selalu pasti ada perbedaan. Itu bukan sesuatu yang baru dan kepentingan antar negara. Jadi bedanya adalah kalau itu bagaimana mekanisme untuk membahas dan menyelesaikannya," ujar Sri Mulyani " ujar Sri Mulyani dalam Rapat Kerja Komite IV DPD RI, Selasa (9/7/2028).

Sri Mulyani menjelaskan, setelah perang dunia kedua, dunia sempat mencapai kesepakatan untuk tidak mengulangi tragedi serupa. Kesepakatan itu, diwujudkan melalui pembentukan lembaga-lembaga multilateral seperti IMF, Bank Dunia, WHO, World Trade Organization.

Kendati demikian menurutnya, kini peranan dari berbagai multilateral itu menjadi sangat lemah atau tidak dihormati.

Yang terjadi adalah hampir mirip dengan sebelum perang dunia kedua. Yaitu negara yang punya tujuan dan punya kepentingan akan secara sepihak bisa memaksakan kehendaknya kepada negara lain. Hal ini memunculkan threat atau ancaman dan bahkan kemudian terjadi invasi militer antar negara.

"Kita melihat hari-hari ini contohnya adalah perang yang terjadi di Ukraina, itu juga kemudian di Middle East, di Timur Tengah, dan juga di bidang ekonomi perang dagang yang meningkat, terutama langkah Amerika untuk melakukan apa yang disebut sebagai liberation deed, membebaskan Amerika dari tanggung jawab global dan menyampaikan bahwa negara saya adalah yang paling penting, atau American first, my country first," ujarnya.

Tak hanya itu, pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengenai China adalah ancaman terbesar bagi keamanan dan ekonomi mereka serta pemberlakuan tarif impor terhadap negara-negara yang memiliki surplus perdagangan dengan AS juga menambah ketidakpastian ekonomi global.

"Sekarang kalau satu negara sejahtera berarti negara lain akan berkorban atau dikorbankan. Zero-sum game menjadi dominan, yang tadinya positif-sum game," ujarnya.

Maka dari itu, kini lembaga-lembaga internasional seperti IMF, World Bank, OECD, membuat prediksi ketidakpastian global akan melemahkan perekonomian tahun ini dan juga tahun depan.

Dalam hal ini, tahun ini global economic projection untuk IMF adalah 2,8%, ini lebih rendah dari kinerja tahun 2004 yaitu 3,2% dan 3%.

"Sedangkan tahun ini proyeksi global economic growth adalah 2,31%. Sehingga kita melihat pertumbuhan ekonomi di banyak negara, G7 maupun G20, itu mengalami perlambatan," ujarnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article HIPMI Kasih Rekomendasi Ini Buat Hadapi Ketidakpastian Ekonomi

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |