Jakarta, CNBC Indonesia - Dunia literasi Korea Selatan berduka. Penulis Baek Se-hee, yang dikenal lewat buku fenomenal I Want to Die but I Want to Eat Tteokbokki, meninggal dunia pada usia 35 tahun.
Belum jelas penyebab dan detail soal kematiannya, namun melansir Korea Herald, menurut keterangan Korea Organ Donation Agency, Baek menyelamatkan lima nyawa melalui donasi organ. Lembaga tersebut menyebut mendiang mendonasikan jantung, paru-paru, hati, dan kedua ginjalnya kepada para penerima yang membutuhkan.
Baek Se-hee dikenal luas karena keberaniannya menulis secara jujur tentang perjuangan menghadapi depresi dan perjalanan terapinya bersama psikiater. Bukunya yang dirilis pada 2018 itu menjadi fenomena lintas generasi di Korea Selatan dan memicu percakapan publik tentang stigma terhadap kesehatan mental, isu yang sebelumnya jarang dibicarakan secara terbuka.
"Saya ingin mati, tapi saya ingin makan tteokbokki," tulis Baek di salah satu bagian bukunya, kalimat yang kemudian menjadi simbol antara keputusasaan dan harapan kecil untuk bertahan hidup.
Karya tersebut kemudian menjadi bestseller nasional, dan diterjemahkan ke lebih dari 25 bahasa termasuk Inggris, Jerman, Spanyol, Italia, Belgia, dan Polandia. Versi terjemahannya mendapat sambutan positif dari pembaca di seluruh dunia karena gaya penulisan yang sederhana namun emosional.
Baek sebelumnya bekerja di bidang periklanan sebelum akhirnya menulis buku tersebut berdasarkan pengalaman pribadinya menjalani terapi selama beberapa tahun. Ia kerap tampil dalam berbagai forum literasi dan diskusi publik untuk mendorong kesadaran tentang pentingnya dukungan terhadap kesehatan mental.
Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi pembaca dan komunitas literasi, tetapi juga meninggalkan warisan penting berupa keberanian untuk bicara jujur tentang rasa sakit, dan keyakinan bahwa bahkan di tengah kegelapan, selalu ada alasan kecil untuk tetap hidup.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Studi Ungkap Anak Sulung & Anak Tunggal Lebih Rentan Depresi