PBB Buka-bukaan Petaka di Dekat RI, Seluruh Dunia Kena

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengungkap sebuah peringatan bagi umat manusia. Pasalnya, sindikat kriminal Asia di balik penipuan siber bernilai miliaran dolar AS kini sudah meluas ke Amerika Selatan dan Afrika.

Razia yang dilakukan di Asia Tenggara gagal mengupas operasi sindikat tersebut, menurut laporan PBB pada April lalu.

Jaringan kriminal dengan modus penipuan online berkembang pesat di kawasan Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tampak dari maraknya komplek perumahan yang berisi ribuan tenaga kerja untuk melancarkan aksi penipuan.

Banyak perdagangan manusia yang dipaksa menjaring korban dari seluruh dunia. Industri penipuan siber ini dengan cepat bertransformasi menjadi industri global yang kuat, menurut Kantor PBB untuk Narkoba dan Kriminal (UNODC), dikutip dari Reuters, Senin (22/12/2025).

Pemerintah di kawasan Asia Tenggara telah menggenjot upaya membasmi sindikat tersebut. Namun, mereka dengan cepat berpindah ke kawasan lain untuk menjaring korban.

"Penyebarannya seperti kanker," kata perwakilan regional UNODC untuk Asia Tenggara, Benedikt Hofmann. "Otoritas setempat berusaha membasmi gerakan ini, tetapi akarnya tak pernah hilang. Mereka hanya bermigrasi," ia menambahkan.

UNODC mengatakan estimasi kasar mengindikasikan ada ratusan lembaga penipuan berskala besar di dunia dan mampu mengumpulkan profit hingga puluhan miliar dolar setiap tahunnya. Untuk itu, UNODC mendorong kerja sama yang kuat dalam upaya merusak jaringan keuangan geng kriminal tersebut.

"Industri penipuan siber regional telah melampaui gerakan kriminal transnasional lainnya. Industri ini dengan mudah menjaring korban di ranah online tanpa harus memindahkan barang," ia menjelaskan.

Di AS sendiri, dilaporkan lebih dari US$5,6 miliar (Rp94,3 triliun)uang ludes karena penipuan mata uang kripto pada 2023. Jumlah itu termasuk US$4 miliar (Rp67,4 triliun) penipuan dengan modus pig-butchering dan penipuan berkedok pendekatan relasi romantis. Korban sengaja menargetkan orang tua dan kelompok rentan.

Jaringan kriminal dengan modus penipuan online berkembang pesat di kawasan Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini tampak dari maraknya komplek perumahan yang berisi ribuan tenaga kerja untuk melancarkan aksi penipuan.

Banyak perdagangan manusia yang dipaksa menjaring korban dari seluruh dunia. Industri penipuan siber ini dengan cepat bertransformasi menjadi industri global yang kuat, menurut Kantor PBB untuk Narkoba dan Kriminal (UNODC).

Pemerintah di kawasan Asia Tenggara telah menggenjot upaya membasmi sindikat tersebut. Namun, mereka dengan cepat berpindah ke kawasan lain untuk menjaring korban.

"Penyebarannya seperti kanker," kata perwakilan regional UNODC untuk Asia Tenggara, Benedikt Hofmann.

"Otoritas setempat berusaha membasmi gerakan ini, tetapi akarnya tak pernah hilang. Mereka hanya bermigrasi," ia menambahkan.

UNODC mengatakan estimasi kasar mengindikasikan ada ratusan lembaga penipuan berskala besar di dunia dan mampu mengumpulkan profit hingga puluhan miliar dolar setiap tahunnya. Untuk itu, UNODC mendorong kerja sama yang kuat dalam upaya merusak jaringan keuangan geng kriminal tersebut.

"Industri penipuan siber regional telah melampaui gerakan kriminal transnasional lainnya. Industri ini dengan mudah menjaring korban di ranah online tanpa harus memindahkan barang," ia menjelaskan.

Di AS sendiri, dilaporkan lebih dari US$5,6 miliar (Rp94,3 triliun)uang ludes karena penipuan mata uang kripto pada 2023. Jumlah itu termasuk US$4 miliar (Rp67,4 triliun) penipuan dengan modus pig-butchering dan penipuan berkedok pendekatan relasi romantis. Korban sengaja menargetkan orang tua dan kelompok rentan.

(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |