Orang RI Disukai Raja Arab, Jadi Andalan di Lingkungan Istana

1 day ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Tak ada yang bisa menebak arah nasib seseorang. Sering kali, mereka yang tampak biasa saja atau kerap diremehkan ternyata menyimpan potensi luar biasa yang baru terlihat seiring waktu. Seperti dialami oleh Mustafa Guguk yang berasal dari kampung kecil di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Nama Mustafa Guguk memang asing di telinga banyak orang. Meski begitu, namanya pernah bergema di sudut-sudut Istana Raja di Riyadh, Arab Saudi. Bukan sebagai tamu kehormatan, apalagi sebagai ulama besar, melainkan sebagai rakyat biasa yang menjelma menjadi Kepala Polisi di ibukota kerajaan, yakni Riyadh. 

Ceritanya bermula dari sebuah insiden di istana. Penjaga keamanan dibuat heboh karena ada seorang budak melarikan diri. Tidak ada yang mengetahui apa kesalahannya, apakah mencuri atau terseret konflik internal. Namun yang pasti, tak ada satu pun prajurit istana berani menangkapnya.

Sebab, budak itu membawa jembia. Jembia adalah senjata khas Yaman berbentuk melengkung seperti belati. Sangat mematikan jika salah ditangani. 

Mustafa Guguk yang saat itu hanyalah penjaga biasa diberi perintah langsung untuk menangkapnya. Mustafa memang dikenal di seantero istana punya ilmu bela diri yang berasal dari tanah kelahirannya, Desa Guguk, yakni silat Minangkabau.

Maka, bertandinglah Mustafa dengan budak itu. Dengan cepat, dia berhasil menghindari tusukan jembia dan merampas senjata. Dalam beberapa gerakan balasan cepat, budak itu jatuh dan segera diringkus. Aksi itu kebetulan disaksikan langsung oleh Raja Arab Saudi, Ibn Saud (berkuasa 1932-1953).

"Tamanna! Katakan apa keinginanmu!" ujar raja takjub oleh keberanian dan ketangkasan pria Minang itu, diceritakan oleh ulama besar Indonesia Buya Hamka dalam memoar berjudul "Mandi Tjahaja di Tanah Sutji" (1950). 

Jawaban Mustafa sederhana. Dia tidak meminta emas atau harta benda, tetapi kenaikan pangkat. Dia meminta restu agar menjadi Kepala Polisi di Riyadh. Mendengar itu, Raja Ibn Saud langsung mengangkat warga Indonesia itu sebagai pemimpin bagi ratusan polisi di jantung Saudi.

Dengan demikian, Mustafa sah memimpin awak kepolisian, menjadikannya sebagai orang Indonesia pertama dan satu-satunya yang menjadi kepala polisi suatu kota di luar negeri.

Kisah perjalanan hidup Mustafa sebagaimana dituturkan oleh Hamka hanyalah sepotong kecil dari rangkaian keberhasilan orang Indonesia di Tanah Suci Makkah. Bahkan, Raja Ibn Saud sampai merasa senang atas kinerja orang Indonesia.

"Raja Ibn Saud merasa senang sekali jika memakai pegawai bangsa kita," ungkap Hamka. 

Selain Mustafa, Hamka juga bercerita soal pemuda bernama Amir Hakim dan Abdulatif Sijantan. Keduanya sukses menorehkan kesuksesan yang sama. Amir Hakim berhasil menjadi kepala tambang emas di Madinah. Sementara Abdulatif Sijantan jadi Kepala Cabang Bank of Indo-China di Arab Saudi.

Jika Mustafa dan dua pemuda tersebut sukses karena kerja, Hamka juga mengungkap ada orang Indonesia yang lebih spektakuler. Dia adalah seorang warga Palembang yang tak disebutkan namanya. Dia sukses mendapat uang dan emas melimpah tanpa perlu kerja sebab sukses mengobati cucu Raja Ibn Saud, Abdullah, yang patah tulang akibat terjatuh.


(mfa/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Go Global

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |