Orang Jepang Terapkan Cara Ini, di Indonesia Sudah Ada 1400 Tahun Lalu

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Ada nilai empati yang tinggi di masyarakat Jepang seperti tak mengambil hak atau barang orang lain yang hilang di tempat umum. Ini sudah menjadi image yang kuat melekat terhadap orang Jepang saat ini. Di sana pun hukum ditegakkan dengan baik.

Ternyata di masa lampau, tanah Indonesia yang dahulu Nusantara pernah mengenal sebuah hukum yang sangat keras. Siapa pun yang mencuri akan dipotong tangannya. Bahkan, sekadar menyentuh barang milik orang lain pun bisa berujung pada hukuman berat. Aturan ini diterapkan oleh sosok legendaris bernama Ratu Shima dari Kerajaan Kalingga. Sehingga kondisi ini membuat kebiasaan masyarakat yang positif, saat ada barang di pinggir jalan tak ada yang berani mengambilnya.

Sejarah mencatat, Ratu Shima lahir pada tahun 611 Masehi di Sumatera Selatan. Dia merupakan putri dari seorang agamawan Hindu yang kemudian pindah ke Jepara setelah menikah dengan Kartikeyasinga dari Kerajaan Kalingga. Saat tinggal di Jawa, Ratu Shima banyak menetap di kawasan Candi Dieng, tempat para pemeluk Hindu beribadah.

Kehidupan politiknya mulai menanjak setelah suaminya, Kartikeyasinga, diangkat menjadi Raja Kalingga pada tahun 648 Masehi. Namun, sepuluh tahun kemudian, sang raja wafat pada 678 M. Karena anak-anaknya masih kecil, Ratu Shima naik takhta sebagai penguasa tunggal. Menurut Sejarah Nasional Indonesia (2008), sejak saat itu Kalingga berada di bawah kepemimpinan seorang ratu yang dikenal bijak sekaligus tegas.

Ratu Shima, yang bergelar Sri Maharani Mahissasuramardini Satyaputikeswara, membawa Kalingga mencapai masa keemasan. Di tangannya, kerajaan ini tumbuh menjadi pusat perdagangan penting di wilayah pesisir utara Jawa. Dalam Tradisi Pemikiran Islam di Jawa (2006) disebutkan, ia berhasil mengubah pelabuhan Jepara menjadi sentra perdagangan yang ramai dikunjungi pedagang dari berbagai daerah. Bahkan, Kalingga menjalin hubungan dagang dengan Dinasti Tang di China.

Catatan Tiongkok kuno yang dihimpun dalam Catatan Tionghoa (2009) turut menegaskan hal tersebut. Para pedagang dari China yang datang ke Kalingga menyaksikan sendiri kejayaan kerajaan itu. Mereka menulis bahwa Kalingga makmur berkat garam yang dijadikan komoditas ekspor utama. Selain itu, Ratu Shima juga mengirim utusan ke China untuk menjalin hubungan diplomatik dengan kaisar.

Kemajuan Kalingga tak hanya di bidang ekonomi. Penduduknya dikenal cerdas dan berpendidikan tinggi karena telah mengenal aksara dan ilmu astronomi. Di wilayah ini juga berdiri pusat agama Buddha Hinayana, tempat banyak pelajar dari berbagai daerah datang untuk mendalami ajaran agama selama bertahun-tahun.

Nama besar Ratu Shima bahkan tersiar hingga ke luar negeri, termasuk ke wilayah Jazirah Arab yang saat itu sudah memasuki era kekhalifahan. Popularitasnya bukan hanya karena kemakmuran kerajaannya, tapi juga karena ketegasannya dalam menegakkan hukum.

Suatu ketika, Raja Arab bernama Ta-Shih penasaran terhadap reputasi itu. Dia datang ke Kalingga membawa karung berisi emas dan menaruhnya di jalanan untuk menguji kejujuran rakyat. Beberapa bulan berlalu, tak satu pun warga berani menyentuhnya. Ini bukti betapa takutnya rakyat Kalingga terhadap hukuman Ratu Shima.

Namun, kisah berbalik ketika Pangeran Narayana, putra kesayangan Ratu Shima, secara tak sengaja menyentuh karung emas tersebut. Sang Ratu tetap berpegang pada hukum yang ia buat sendiri. Ia menjatuhkan hukuman mati kepada sang putra karena perbuatannya dianggap mencoreng hukum kerajaan.

Atas desakan para penasihat, hukuman itu akhirnya diubah menjadi pemotongan kaki, sebab bagian tubuh itulah yang menyentuh karung emas. Dengan berat hati, Ratu Shima tetap menegakkan keadilan. Kaki Narayana pun dipotong sebagai hukuman.

Ratu Shima wafat pada 695 Masehi, menutup masa pemerintahan yang gemilang namun keras. Sementara itu, Kerajaan Kalingga runtuh pada tahun 752 M, meninggalkan warisan tentang keadilan yang tegas dan kemakmuran di masa lampau Nusantara


(mfa/mfa)

Next Article Sedang Gali Tanah, Bocah SMP Ini Dapat Harta Karun Rp 2,3 M

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |