Jakarta -
Komjen Purnawirawan Nanan Soekarna mengatakan Komjen Purnawirawan M Jasin adalah figur moral Polri, karena mencerminkan kejujuran dan keberanian moral di atas kepentingan pribadi. Menurutnya Polri bukan hanya harus kuat secara teknologi, tetapi juga bersinar dalam hal integritas.
"Beliau (Komjen Purnawirawan M Jasin) tidak mencari popularitas, tetapi menegakkan integritas," kata Nanan saat Sarasehan dan Dialog Kebangsaan HUT Humas Polri ke-74 di Jakarta (30/10/2025).
Nanan menyebut nilai kepahlawanan M Jasin yang harus dihidupkan kembali. Bagi Nanan, ada lima nilai yang penting untuk yakni keberanian moral dan fisik - berani berkata benar meskipun sendirian; kejujuran dan integritas pribadi; kerendahan hati dalam pelayanan; disiplin dan dedikasi total; serta kepeloporan visioner.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Kepala Divisi Humas Polri ini mengatakan kebesaran Polri tidak hanya diukur dari kekuatan struktur dan peralatan, tetapi dari kemurnian niat, ketulusan pengabdian, dan kejujuran dalam setiap tindakan. Kehilangan kata 'jujur', lanjut Nanan, berarti kehilangan arah moral.
"Bangunlah kepercayaan dengan kejujuran, bukan pencitraan," tegas dia.
Nanan menuturkan tugas Polri adalah mengembalikan kejujuran bukan hanya dalam teks Tribrata, tetapi dalam perilaku nyata setiap anggota Polri. Nanan menerangkan Tribrata 1954 memuat kata 'kejujuran', namun dalam versi 2002 kata itu hilang.
Dia berpendapat hilangnya satu kata sebenarnya mencabut akar nilai yang menjadi sumber kepercayaan publik. Dia menyebut kejujuran bukan sekadar etika, tetapi fondasi eksistensi Polri.
"Satu kata yang hilang, sejuta makna yang pudar," ucap Nanan.
Dia lantas mengatakan reformasi Polri harus berbasis nilai dan berkelanjutan. Nanan menuturkan tiga pilar utama yang menjadi arah moral di antaranya:
1. Moral Governance (Values for Value) - Segala keputusan harus berpihak pada nilai, bukan kepentingan.
2. Ethical Leadership (Full Commitment No Conspiracy) - Pemimpin harus memegang komitmen tanpa permainan belakang.
3. Spiritual Integrity (Integrity Defender) - Integritas sebagai ibadah, bukan strategi.
"Grand Strategy Polri 2005-2025 harus menjadi landasan moral bagi Reformasi Polri 2026-2045," ujar dia.
Terkait Peran Humas Polri
Ketua Majelis Wali Amanat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) ini selanjutnya menyoroti Kehumasan Polri. Dia mengatakan Humas Polri memiliki posisi strategis sebagai jembatan antara institusi dan publik.
"Dalam konteks modern, humas bukan sekadar penyampai pesan, tetapi penjaga nurani organisasi. Humas harus mampu menjadi ruang dialog, bukan monolog. Menjadi sarana pencerahan, bukan pembenaran," ungkap Nanan.
Nanan lalu menhjelaskan kebenaran tidak boleh dikorbankan atas nama citra. Dia mengatakan citra tanpa kejujuran hanyalah bayangan yang cepat hilang,
"Sedangkan kejujuran akan membangun kepercayaan yang abadi," kata Nanan.
Oleh sebab itu Nanan menyampikan tiga fungsi pokok Humas di era digital adalah humanisasi informasi. Pertama menyampaikan pesan dengan empati, bukan propaganda.
"Setiap pernyataan harus mengandung nilai kemanusiaan dan kebenaran," sebut Nanan.
Kedua adalah digital integrity, yaitu kecepatan harus diimbangi dengan ketelitian dan tanggung jawab di tengah banjir informasi. Terakhir moral leadership, yakni Humas harus menjadi teladan etika publik, menjaga kehormatan Polri melalui perilaku komunikatif yang jujur dan beradab.
"Humas Polri bukan alat pembenaran, tetapi jembatan nilai antara Polri dan rakyat."
Kalimat Tak Jujur Gerogoti Kepercayaan Publik
Masih kata Nanan, humas adalah satuan kerja yang jika diibaratkan seperti hati dan suara organisasi, yang menyalurkan denyut nurani institusi kepada publik. Satu kalimat yang tidak jujur, Nanan menekankan, dapat menggerogoti kepercayaan bertahun-tahun.
"Kejujuran bukan hanya etika komunikasi, melainkan ibadah profesi."
Nanan menyebut dirinya mengamati krisis komunikasi di Polri terjadi kaena krisis nilai. Dan Nanan menerangkankKrisis akan teratasi jika kejujuran dijadikan dasar penjelasan.
"Publik memaafkan kesalahan yang jujur, tetapi tidak memaafkan kebohongan yang rapi," tegas dia.
Oleh sebab itu dia berpesan kepada Humas Polri untuk menjadi komunikator yang mengedepankan kebenaran. "Jadilah komunikator yang memuliakan kebenaran, bukan yang memperhalus kebohongan," ujar dia.
Dia meyakini Humas Polri akan menjadi garda depan dalam membangun kepercayaan dan reputasi berbasis nilai. Transformasi Polri harus berakar pada nilai spiritual, etika sosial, dan profesionalisme yang jujur.
"Transformasi polisi humanis dimulai dari komunikasi yang jujur dan beradab," pungkas Nanan.
Simak juga Video Kapolri Bentuk Tim Transformasi Reformasi Polri, Diketuai Kalemdiklat
(aud/ygs)


















































