FOTO Internasional
Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev, CNBC Indonesia
24 September 2025 15:35

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menghadiri Multilateral Meeting on the Middle East atas undangan Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Ruang Konsultasi Dewan Keamanan PBB, New York, Selasa (23/9/2025). Pertemuan ini bersifat terbatas, hanya diikuti oleh negara-negara yang dipandang memiliki pengaruh besar dalam mewujudkan proses perdamaian di Timur Tengah. (Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)

Selain Indonesia dan Amerika Serikat, hadir pula Emir Qatar Syekh Tamim ibn Hamad Al Thani, Raja Yordania Abdullah II, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdoğan, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, Perdana Menteri Mesir Mostafa Madbouly, Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri UEA Syekh Abdullah bin Zayed Al Nahyan, serta Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud. Presiden Trump menyebut negara-negara tersebut memiliki kontribusi penting bagi stabilitas kawasan. (Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)

Dalam sambutannya, Presiden Trump menekankan pentingnya forum ini untuk menghentikan konflik, memastikan pembebasan sandera, dan menegaskan kembali tekadnya bagi perdamaian Timur Tengah. Emir Qatar pun menyampaikan apresiasi atas inisiatif Trump. Trump bahkan menyebut forum ini sebagai agenda terpenting dari seluruh rangkaian kegiatannya di Sidang Umum PBB tahun ini. (Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)

Pertemuan juga membahas rencana perdamaian untuk Gaza, termasuk pembangunan kembali setelah konflik berakhir. Presiden Prabowo dalam kesempatan itu menyampaikan kesiapan Indonesia mendukung penuh proses perdamaian, salah satunya dengan mengirim pasukan perdamaian guna menjaga stabilitas dan memungkinkan rekonstruksi Gaza. (Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)

Pidato Prabowo mendapat pujian langsung dari Presiden Trump. Dengan tersenyum, Trump menilai gaya komunikasi Prabowo penuh ketegasan dan energi, bahkan menyebut hentakan tangannya di meja sebagai simbol keberanian. Momen ini menghadirkan suasana cair di tengah diskusi serius, sekaligus menegaskan pengakuan pemimpin dunia terhadap peran Indonesia di forum internasional. (Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden/Laily Rachev)