Jakarta -
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mendorong lulusan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) untuk menjadi agen perubahan di lingkungan Aparatur Sipil Negara (ASN). Ia juga menganjurkan alumni IPDN agar terus mengembangkan karier, termasuk dengan melanjutkan pendidikan ke luar negeri.
Pernyataan itu disampaikan Mendagri saat menghadiri Sidang Senat Terbuka IPDN dalam rangka Wisuda Sarjana Terapan Ilmu Pemerintahan, Magister Terapan Studi Pemerintahan, Doktor Ilmu Pemerintahan, dan Program Profesi Kepamongprajaan Tahun Akademik 2024/2025. Acara digelar di Gedung Balairung Rudini, Kampus IPDN Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.
Tito menilai, meski tidak menutup mata terhadap kontribusi ASN lulusan kampus lain, IPDN memiliki keunggulan tersendiri karena fokus pada pembelajaran di bidang ilmu pemerintahan serta menanamkan jiwa korsa di kalangan peserta didiknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga saya mengharapkan dari ASN ini (yang menjadi) agent of change adalah lulusan IPDN," ujarnya.
Oleh sebab itu, ia mendorong para alumni IPDN agar memperkuat kapasitas diri, termasuk dengan melanjutkan studi ke luar negeri dan memanfaatkan program beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Menurutnya, Kemendagri juga telah menambahkan kurikulum di IPDN yang melatih kemampuan berbahasa asing para praja. Kemampuan tersebut dinilai penting karena menjadi syarat utama untuk memperoleh beasiswa LPDP. Ia yakin alumni IPDN adalah sosok terpilih dengan kapasitas akademik yang kuat dan bisa dikembangkan lebih jauh, termasuk dalam penguasaan bahasa asing.
"Kalau saya tahu anak-anak di sini (IPDN) adalah anak-anak yang pintar. Mereka lebih dari 30 ribu orang bayangkan yang tes, yang diterima hanya lebih kurang 1.000 orang," kata Tito.
Ia menambahkan, pendidikan di luar negeri menawarkan beragam keuntungan, mulai dari ilmu pengetahuan baru, perluasan jejaring internasional, hingga pengalaman lintas budaya melalui interaksi dengan mahasiswa mancanegara.
"Saya enggak mengatakan (perguruan tinggi) dalam negeri buruk, tidak, sekolah di dalam negeri kita hanya mendapatkan satu saja, yaitu knowledge, ilmu pengetahuan," ucapnya.
Tito mencontohkan negara-negara besar yang aktif menginvestasikan pendidikan dengan mengirim generasi mudanya belajar ke luar negeri. Para lulusan dari program tersebut terbukti berkontribusi besar terhadap kemajuan negara, termasuk dalam reformasi tata kelola pemerintahan.
Oleh sebab itu, ia menilai Indonesia juga perlu menempuh langkah serupa. Salah satunya dengan mendorong ASN untuk menempuh studi di luar negeri demi mendorong perubahan ke arah yang lebih baik.
(akn/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini