Surabaya -
PT Pelayaran Nasional Indonesia atau PT PELNI (Persero) melakukan simulasi latihan keselamatan atau safety drill menghadapi kejadian darurat di atas kapal. Simulasi itu dipantau langsung oleh Direktur Utama Pelni, Tri Andayani.
Berdasarkan pantauan detikcom di KM Labobar, simulasi dilakukan saat kapal tengah berlayar pada Selasa (4/11/2025). Dalam skenario itu, anak buah kapal (ABK) harus menghadapi kebakaran di atas kapal penumpang yang tengah berlayar di laut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menghadapi itu, dua regu darurat kapal berupaya memadamkan api dengan alat pemadam api ringan (APAR) ke arah sumber api. Kemudian melakukan evakuasi terhadap penumpang kapal menggunakan alat pelindung diri (APD).
"Tabung oksigen hanya bertahan setengah jam kalau stress, jadi diatur stressnya," kata Kepala DPA-QHSSE Pelni, Aldrin Dalimunte yang memimpin simulasi.
Selain simulasi Fire Fighting Appliances (FFA), kru kapal melakukan simulasi evakuasi penumpang dalam situasi darurat yang harus meninggalkan kapal. Mulai dari mengarahkan penumpang mengenakan jaket pelampung, menurunkan sekoci hingga mengarahkan penumpang ke sekoci.
"Terakhir adalah abandon ship, di mana itu adalah langkah terakhir yang harus diambil oleh nahkoda dengan mempertimbangkan semuanya bahwa meninggalkan kapal adalah langkah terakhir," tutur Aldrin.
Hasil evaluasi, semua kru sudah mengerti tugas dan tanggung jawab masing-masing pada saat keadaan darurat. Berkat koordinasi seluruh unsur, simulasi berhasil dilakukan dengan baik.
Program ini adalah kegiatan yang wajib dan rutin dilaksanakan di seluruh kapal PT Pelni. Apalagi dalam persiapan menghadapi masa libur Natal dan Tahun Baru.
"Kami melaksanakan workshop keselamatan kapal secara manual. Kegiatan ini sebenarnya rutin kami lakukan di setiap pelayaran. Dalam satu voyage (sekitar 14 hari atau 2 minggu), seluruh kru kapal secara berkala melakukan latihan keselamatan kapal," kata Anda kepada wartawan.
Padahari sebelumnya, Anda telah melakukan inspeksi langsung kondisi alat keselamatan vital seperti sekoci, liferaft, jaket keselamatan, dan Marine Evacuation System (MES). Dia menyebut pengecekan itu bertujuan untuk memastikan kondisi fasilitas dan peralatan keselamatan selalu siap digunakan dalam situasi darurat.
"Prinsip utama kami di Pelni adalah safety first, zero accident. Artinya, keselamatan merupakan prioritas utama dalam setiap pelayaran," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Aldrin menerangkan bahwa pelaksanaan safety drill sesuai dengan regulasi safety of life at sea atau SOLAS yang meratifikasi International Maritim Organization (IMO).
"Tujuannya adalah agar setiap potensi kejadian darurat dapat ditangani dengan cepat dan tepat, tanpa mengorbankan jiwa manusia," terang Aldrin.
Aldrin menyebut kerja tim sangat diperlukan saat menghadapi keadaan darurat di atas kapal. Dia memastikan, setiap kru kapal telah diberikan pembekalan crowd management untuk melakukan penanganan terhadap situasi panik atau situasi saat luar biasa harus meninggalkan kapal.
"Harus team work, karena buat saya atau buat nahkoda harus menganggap bahwa kapal ini adalah rumahnya. Sehingga rumah ini atau kapal ini akan bisa tertangani dengan baik jika kita bekerja sama karena semua membutuhkan kerja berat, kerja bersama-sama, tidak bisa ditangani secara individual," pungkasnya.
Sebagai informasi, KM Labobar merupakan kapal penumpang milik Pelni engan kapasitas 3.000 penumpang. Kapal ini melayani rute Tanjung Priok-Surabaya-Makassar-Baubau-Ambon-Banda-Tual-Dobo-Kaimana-Fak-Fak.
(ond/azh)

















































