Jakarta, CNBC Indonesia - Bulan memiliki berbagai sumber daya yang berpotensi dimanfaatkan untuk eksplorasi energi dan sumber daya luar angkasa lainnya. Permukaannya tertutup oleh regolit, yaitu lapisan batuan halus yang bisa digunakan untuk membangun pangkalan, landasan pendaratan, dan jalan.
Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berencana mengekstrak es dari kutub selatan Bulan pada 2030 untuk menghasilkan oksigen dan hidrogen, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar roket dan menopang kehidupan. Namun, hidrogen di Bulan sangat sedikit, sehingga mengekstrak satu liter air saja membutuhkan pemrosesan sekitar 100 truk regolit.
Regolit di Bulan bukan hanya sekadar debu, tetapi juga merupakan sumber daya berharga untuk eksplorasi manusia. NASA dan lembaga lainnya berfokus pada teknologi In-Situ Resource Utilization (ISRU) untuk memanfaatkan regolit dan es air di kutub Bulan.
Sinyal radar menunjukkan adanya es di banyak kawah kutub dan area sekitarnya. Sumber daya ini dapat menjadi kunci untuk menopang kehidupan serta sebagai bahan bakar roket.
Energi surya menjadi sumber daya paling melimpah di Bulan, dan teknologinya telah digunakan sejak misi Luna 9 Uni Soviet pada 1966.
Menambang Bulan, yang dulunya hanya ada dalam fiksi ilmiah, kini semakin mendekati kenyataan. Menurut Yury Borisov, kepala badan antariksa Rusia, Roscosmos, perlombaan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan sumber daya di Bulan telah dimulai.
Berikut adalah klasifikasi sumber daya di Bulan berdasarkan data terbaru serta kemungkinan eksploitasi dalam 30 tahun ke depan:
Grafik di atas menyoroti sumber daya yang telah diidentifikasi di permukaan Bulan, berdasarkan data dari U.S. Geological Survey pada 2022.
Meskipun energi matahari tersedia secara melimpah, teknologi untuk mengekstraksi mineral dan air dari Bulan masih dalam tahap pengembangan. Namun, kemajuan sedang dilakukan oleh berbagai badan antariksa nasional, termasuk NASA, Roscosmos, European Space Agency (ESA), China National Space Administration (CNSA), Israel Space Agency (ISA), dan Indian Space Research Organization (ISRO).
Selain itu, beberapa perusahaan swasta juga tengah berupaya untuk memajukan teknologi ekstraksi sumber daya dari Bulan.
(mae)