Mantan Menteri Olahraga Divonis Mati akibat Kasus Suap Rp556 Miliar

1 day ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Menteri Olahraga China, Gou Zhongwen, dijatuhi hukuman mati dengan penangguhan dua tahun atas kasus suap dan penyalahgunaan kekuasaan. Putusan ini dibacakan Pengadilan Menengah Rakyat Yancheng, Provinsi Jiangsu, pada Senin (8/12/2025).

Pengadilan menyatakan Gou menerima suap lebih dari 236 juta yuan (Rp556 miliar) sepanjang 2009-2024. Selama periode itu, ia disebut menggunakan berbagai jabatannya untuk "mencari keuntungan bagi departemen dan individu" dalam operasi bisnis dan persetujuan proyek.

"Jumlah suap sangat besar, situasinya sangat berat, dampaknya sangat negatif, dan kerugiannya signifikan bagi kepentingan negara dan publik," ujar pengadilan dalam pernyataannya, seperti dikutip China Daily, Selasa (9/12/2025).

Gou, yang berusia 68 tahun, juga dijatuhi hukuman tambahan lima tahun penjara terkait penyalahgunaan kekuasaan saat menjabat Wakil Wali Kota Beijing pada 2012-2013. Tindakan itu menyebabkan kerugian besar pada aset publik.

Seluruh hukuman digabung menjadi hukuman mati bersyarat dengan seluruh aset pribadinya disita. Semua keuntungan ilegal juga diperintahkan dialihkan ke kas negara.

Meski layak menerima hukuman maksimal, pengadilan menyebut adanya faktor keringanan. "Terdakwa mengaku, mengembalikan keuntungan ilegal, serta mengungkap suap yang belum diketahui penyidik," tulis putusan tersebut.

Di China, hukuman mati bersyarat umumnya diubah menjadi penjara seumur hidup jika pelaku tidak melakukan pelanggaran baru dalam dua tahun masa percobaan. Namun, pengadilan menegaskan Gou tidak memenuhi syarat untuk pengurangan hukuman atau pembebasan bersyarat karena beratnya pelanggaran dan dampak sosialnya. Artinya, ia kemungkinan akan menghabiskan sisa hidupnya di penjara.

Gou berkarier panjang di birokrasi China. Ia pernah menjabat Kepala Administrasi Umum Olahraga (2016-2022), Ketua Komite Penyelenggara Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022, hingga pejabat senior di badan penasihat politik negara. Ia diselidiki pada Mei 2024, dikeluarkan dari Partai Komunis, dan kemudian didakwa atas suap serta penyalahgunaan kekuasaan. Sidang kasusnya digelar terbuka pada 20 Agustus.

(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |