Kredit BNPL Kian Lesu, Bank Pilih Tunda Rilis Paylater

1 day ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah bank mengurung niatnya untuk merilis produk beli sekarang bayar nanti atau buy now pay later (BNPL). Di saat yang bersamaan, pertumbuhan kredit BNPL tercatat kian lesu.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), baki debet kredit BNPL perbankan tumbuh 26,59% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp21,35 triliun, dengan jumlah rekening pengguna sebesar 24,36 juta pada April 2025. Pertumbuhan itu lebih rendah daripada bulan Februari sebesar 36,6% yoy dengan jumlah rekening sebanyak 23,66 juta. Bahkan, baki debet kredit BNPL sempat tumbuh 46,45% yoy pada bulan Januari, dengan jumlah rekening sebesar 24,44 juta.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), yang semula berencana merilis paylater di semester I-2024 lalu, sekarang memilih untuk melihat kondisi teknologi finansial tersebut. Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan pihaknya masih merancang produk BNPL dalam super app-nya, bale by BTN.

"Saya sih berharap akhir tahun masih bisa terkejar, tetapi sambil lihat cuaca, paylater ini belakangan di market masih bagus atau enggak sebelum kita launching," katanya saat ditemui di Menara 1 BTN, Jakarta Pusat, dikutip pada Rabu (11/6/2025).

Nixon mengatakan bank pelat merah yang fokus pada perumahan itu mempertimbangkan apakah lebih baik mengandalkan produk kartu kredit saja. Kendati begitu, ia memastikan pengembangan BNPL BTN terus berjalan.

"Pengembangannya jalan terus, tapi [melihat] timing dulu sebelum launching ke luar. BNPL ini kan ada sebagian namanya agak jelek sekarang, ya. Itu juga kita harus hati-hati," ujar Nixon.

Sama halnya dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), yang masih belum merealisasikan rencana peluncuran BNPL yang awalnya dibidik pada tahun ini. Saat ditemui di Kantor Pusat BSI di The Tower pada Rabu (4/6/2025), Corporate Secretary BSI Wisnu Sunandar mengatakan bahwa pihaknya harus melihat kembali rencana tersebut.

Sebab, bank syariah terbesar RI itu sedang fokus dalam pengembangan layanan pembiayaan emas, setelah resmi meluncurkan bullion bank pada bulan Februari lalu.

Sebelumnya, SEVP Digital Banking BSI Saut Parulian Saragih mengungkapkan pada Agustus 2024 lalu bahwa pihaknya sudah dalam tahap pengajuan fitur paylater ke regulator.

Menurut Pengamat Perbankan & Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo, perlambatan bisnis paylater perbankan menunjukkan pertumbuhan seiring dengan meningkatnya kehati-hatian terhadap risiko kredit konsumtif dan tren konsumsi yang melemah. Maka demikian, tak heran niat bank-bank untuk merilis BNPL jadi tertunda.

"Beberapa bank seperti BTN dan BSI menunda peluncuran layanan paylater, kemungkinan karena mencerminkan strategi konservatif untuk menjaga kualitas aset dan efisiensi permodalan di tengah ketidakpastian ekonomi serta keberlanjutan jangka panjang," kata Arianto saat dihubungi CNBC Indonesia belum lama ini, dikutip Rabu (11/6/2025).

Meski potensinya masih besar, Arianto menyebut arah ekspansi paylater kini lebih selektif, dengan penekanan pada manajemen risiko, kolaborasi digital yang tepat, serta pendekatan berbasis data untuk menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Istana Restui Spin Off, UUS BTN Siap Jadi Bank Umum Syariah

Next Article Pay Later Laku Keras, OJK Catat Sudah Rp 28,94 T

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |