Jakarta -
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang meraih penghargaan di ajang Gadjah Mada Digital Transformation Governance Index Award 2025 (GM-DTGI Award 2025) sebagai pemerintah kota terbaik pertama dalam kategori kabupaten/kota seluruh Indonesia. Penghargaan itu diraih karena Pemkot Semarang dinilai serius dalam mewujudkan transformasi digital.
Ini merupakan kali kedua berturut-turut setelah sebelumnya juga menerima penghargaan yang sama pada tahun 2024. Penghargaan tersebut diterima oleh Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kota Semarang, Soenarto, mewakili Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng.
Penghargaan diserahkan oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) Nezar Patria di sela-sela kegiatan Seminar Nasional GM-DTGI Tahun 2025 yang digelar di Auditorium Sukadji Ranuwihardjo FEB UGM, Yogyakarta, Kamis (18/9).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bersyukur dan bangga atas pencapaian ini. Prestasi GM-DTGI Award 2025 yang diterima ini tidak sekadar menjadi pengakuan atas komitmen Pemkot Semarang untuk selalu menerapkan digitalisasi dan transformasi dalam pelayanan publik, melainkan juga menjadi penanda bahwa kami sudah berada di jalur yang tepat," kata Agustina dalam keterangannya, Sabtu (20/9/2025).
Agustina menambahkan penghargaan tersebut menjadi motivasi Pemkot Semarang untuk makin memperkuat transformasi digital dalam penyelenggaraan pemerintahan. Pelayanan publik digital akan terus dikembangkan yang didukung dengan penguatan infrastruktur digital, termasuk mengoptimalkan pengelolaan big data.
Menurutnya, dengan begitu bisa memudahkan masyarakat mengakses layanan yang dibutuhkan serta diharapkan mampu mendorong terciptanya tata kelola pemerintahan yang lebih efektif, efisien, dan responsif sehingga kebijakan publik dapat lebih tepat sasaran.
"Saya meyakini, hal ini akan meningkatkan transparansi, akuntabilitas, sekaligus memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap Pemkot Semarang," tuturnya.
Dia mengatakan dengan capaian ini, Kota Semarang diharapkan mampu memberikan pelayanan digital yang optimal dan memperkuat ekosistem digital di Indonesia. Serta menjadi inspirasi bagi kota-kota lain dalam mengoptimalkan transformasi digital untuk mendukung tata kelola pemerintahan berbasis teknologi yang lebih baik.
"Terima kasih banyak kepada Pak Wamen, UGM, maupun perangkat daerah, kecamatan, dan kelurahan yang mendukung terlaksananya transformasi digital di Kota Semarang. Ini capaian yang membanggakan. Ayo, kita terus pertahankan dan tingkatkan penyelenggaraan pelayanan publik berbasis digital untuk memenuhi kebutuhan masyarakat agar Kota Semarang makin hebat," jelasnya.
Sebagai informasi, GM-DTGI merupakan indeks yang dikembangkan oleh Pusat Kajian Sistem Informasi (PKSI) Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada untuk mengukur kesiapan dan implementasi tata kelola transformasi digital pemerintah daerah kabupaten dan kota di tingkat nasional. Tahun ini penilaian dilakukan terhadap 508 pemerintah kabupaten kota se-Indonesia dengan indeks yang mengacu pada tujuh pilar utama berbasis praktik global terbaik.
Sementara itu, Ketua Peneliti GM-DTGI Profesor Syaiful Ali mengatakan bahwa tujuh pilar tersebut mencakup 50 indikator penilaian, meliputi tata kelola dan kepemimpinan, keamanan siber dan privasi, desain platform berpusat pada pengguna, peraturan dan kebijakan, reformasi administrasi publik dan manajemen perubahan, tata kelola data, serta ekosistem digital.
Menurutnya, penghargaan ini sejalan dengan visi Indonesia Digital 2045 dan menjadi bagian dari upaya pemerintah pusat untuk mendorong transformasi digital di tingkat daerah.
Dia berharap GM-DTGI menjadi acuan yang kredibel sekaligus dinamis dalam menghadapi perkembangan digital yang begitu cepat, serta memacu semangat daerah untuk terus meningkatkan tata kelola transformasi digital demi mewujudkan pelayanan publik yang semakin baik.
"Untuk kategori Tata Kelola Transformasi Digital Terbaik, Kota Semarang berhasil meraih posisi pertama sebagai Pemerintah Kota Terbaik se-Indonesia, diikuti Kota Bandung di peringkat kedua, Kota Surabaya di peringkat ketiga, Kota Yogyakarta di peringkat keempat, Kota Pekalongan di peringkat kelima, Kota Makassar di peringkat keenam, Kota Depok menempati peringkat kesembilan, dan Kota Singkawang di peringkat ke sepuluh," tutupnya.
(akn/ega)