Jakarta -
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli merespons positif program kolaborasi Kementerian Ketengakerjaan, Kementerian Sosial dan Dewan Nasional Indonesia untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS). Program kolaborasi tersebut memadukan program ketenagakerjaan dengan kesejahteraan sosial agar tak berjalan terpisah.
"Kolaborasi integrasi Kemnaker-Kemensos-DNIKS sesuai Asta Cita 3 dan 4 Presiden Prabowo Subianto, dapat dilakukan dalam penciptaan lapangan kerja berkualitas dan pengembangan kewirausahaan, dan peningkatan kualitas SDM, " ujar Yassierli dalam keterangannya, Jumat (19/9/2025).
Hal tersebut disampaikan saat menerima audiensi Ketua Umum DNIKS A. Effendy Choirie dan jajarannya di kantor Kemnaker, Jakarta, Kamis (18/9).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyatakan Kemnaker siap memperluas kolaborasi, khususnya peningkatan akses kerja bagi penyandang disabilitas dan kelompok rentan, penguatan program pemagangan nasional untuk generasi muda, dan pengembangan keterampilan tenaga kerja di sektor energi terbarukan (green jobs).
"Fokus Kemnaker saat ini adalah disabilitas tunadaksa, tunarungu yang usia kerja. Saat ini kita sedang mempersiapkan tiga balai di Lembang, Bekasi, Kendari untuk pelatihan disabilitas, " ungkapnya.
Langkah-langkah yang disiapkan Kemnaker antara lain, menyiapkan panduan untuk tenaga kerja disabilitas, kampanye ke perusahaan untuk edukasi adanya regulasi (UU No. 6 Tahun 2018) bahwa perusahaan harus mempekerjakan 1% penyandang disabilitas.
"Saat ini Kemnaker sudah kerja sama dengan Baznas yang bersedia melatih 1000 orang. Harapannya penyandang disabilitas bekerja bukan hanya karena kasihan tapi karena memberikan value atau kontribusi ke perusahaan," kata Yassierli.
Ia menegaskan penyusunan roadmap untuk tenaga kerja penyandang disabilitas sebagai acuan strategis jangka menengah dan panjang, belum rampung. Yassierli berharap dokumen ini bisa menjadi panduan untuk memperkuat kolaborasi yang melibatkan unsur pemerintah, pekerja, dan pengusaha.
"Kami terbuka kepada DNIKS untuk memberikan masukan roadmap penyandang disabilitas dan memberikan ruang sebagai narasumber jika ada acara disabilitas. Kami ingin Kemnaker jadi contoh Kementerian yang ramah disabilitas termasuk di balai," imbuhnya.
Disisi lain, Effendy Choirie atau Gus Choi mengatakan program Asta Cita Presiden selaras dengan program Asta Bakti DNIKS, yang mendukung penuh pemerintah. Menurutnya, Kemnaker, harus memainkan peran proaktif untuk memastikan seluruh warga negara memiliki akses pekerjaan layak, perlindungan kerja, dan jaminan sosial yang memadai.
"Hanya dengan cara itu, kesejahteraan sosial yang menjadi amanat konstitusi dapat benar-benar diwujudkan," pungkasnya.
(ega/ega)