Kades Kanekes Minta Pelaku Begal Terhadap Warga Baduy Segera Ditangkap

2 hours ago 1
Jakarta -

Jaro pemerintah atau Kepala Desa Kanekes, Oom, menanggapi kasus begal yang dialami oleh Repan (16) warga masyarakat adat Baduy Dalam hingga viral di media sosial (medsos). Oom meminta pelaku segera ditangkap dan dihukum sesuai peraturan yang berlaku.

"Harus segera (ditangkap), polisi tidak mungkin mereka tidak bisa mencari pelaku, karena mereka melindungi dan melayani masyarakat. Dan (pelaku) perlu dihukum sesuai peraturan perundangan yang berlaku," kata Oom kepada wartawan, Kamis (6/11/2025).

Oom mengungkapkan kasus pembegalan yang terjadi di Cempaka Putih, Jakarta, itu telah mengakibatkan korban mengalami luka bacok di tangan kiri. Oom menyatakan korban merupakan cucu Puun atau pemimpin adat Baduy Dalam, Yasih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pembacokan sambil ngebegal bahkan korban di bawah umur, kalau tidak ditindaklanjuti mau dikemanakan secara moral adat, bahkan bisa memicu masyarakat Baduy," kata Oom.

Oom juga akan melaporkan peristiwa hukum ini ke Polda Metro Jaya. Sebab, menurutnya, ini bukan kasus ringan.

"Kalau lambat kami akan mengadu ke polres bahkan bisa ke Polda Metro Jaya, soalnya ini buka masalah sepele, ini masalah pidana," lanjutnya.

Saat ini, kata Oom kondisi Repan sudah mulai membaik. Ia mengatakan korban sedang berada di kantor Badan Penghubung Banten, di Tebet Timur, Jakarta Selatan.

"Bisa pulang, kalau perbannya sudah dibuka," katanya.

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung sebelumnya bicara soal viral seorang warga Baduy, Repan (16), korban pembegalan disebut ditolak rumah sakit (RS) di Jakarta karena tak ada KTP. Pramono menegaskan informasi tersebut tidak benar dan terjadi kesalahpahaman komunikasi.

"Jadi, untuk warga Baduy, tidak benar ada penolakan dari rumah sakit," kata Pramono kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (6/11).

Pramono menjelaskan Pemprov DKI sudah menindaklanjuti laporan tersebut dengan memanggil Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, untuk memastikan pelayanan terhadap warga Baduy tetap berjalan. Pramono mengatakan adanya kesalahpahaman dalam bahasa yang membuat masalah tersebut menjadi panjang.

"Saya secara khusus sudah memanggil kepala dinas. Mohon maaf, memang komunikasi yang terjadi karena warga Baduy ini, mungkin bahasanya tidak ini, sehingga ada hambatan itu," ujarnya.

(rfs/rfs)


Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |