Kabar Sedih! Produksi Jahe - Kunyit RI Hancur-hancuran

6 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi tanaman rimpang seperti jahe, kunyit, dan temulawak mengalami penurunan signifikan sepanjang tahun 2024. Padahal, ketiganya adalah komponen rempah yang hampir tidak pernah absen dari masakan Nusantara.

Selain menjadi bahan masakan, ketiganya juga merupakan hasil tumbuhan rimpang yang banyak dimanfaatkan sebagai obat herbal, atau biasa disebut sebagai tumbuhan biofarmaka. Jahe, kunyit, dan temulawak sama-sama memberikan khasiat antiinflamasi

Menurut data Statistik Hortikultura milik BPS tahun 2024, ketiga komoditas tersebut mengalami penurunan produksi pada 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Produksi jahe pada 2024 mencapai 190,26 ribu ton, turun sebesar 4,33% (8,61 ribu ton) dari tahun 2023.

Penurunan produksi kunyit menurun lebih besar lagi, yaitu sebesar 13,56% dari tahun 2023. Produksi kunyit tahun ini hanya mencapai 177,58 ribu ton, menurun dari produksi tahun 2023 yang sebesar 205,65 ton.

Di sisi lain, produksi temulawak pada 2024 mencapai 19,18 ribu ton, menurun 21,17% dibandingkan 2023.

Dengan menurunnya produksi, volume ekspor ikut terdampak menurun.

Nilai ekspor jahe pada tahun 2024 mencapai US$ 8,51 juta turun drastis dari tahun 2023 yaitu sebesar 70,04% (US$ 19,89 juta). Negara tujuan utama ekspor jahe adalah Bangladesh dengan nilai ekspor mencapai US$ 4,90 juta (4,97 ribu ton).

Ekspor Indonesia pernah melonjak tinggi pada tahun 2023 sebesar 28.400 sebelum terjun bebas.

Sedangkan nilai ekspor kunyit pada  2024 mencapai US$ 6,63 juta. Angka ini merupakan penurunan sebesar 21,70% (US$ 1,84 juta) dari  2023.

Negara tujuan utama ekspor kunyit adalah India dengan nilai ekspor mencapai US$ 2,58 juta (2,30 ribu ton), Amerika Serikat dengan nilai ekspor mencapai US$ 0,68 juta (0,25 ribu ton), dan Singapura dengan nilai ekspor mencapai US$ 0,59 juta (0,02 ribu ton).

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |