Jelang Rilis PDB, Dolar Naik 0,1% Jadi Rp 16.710

3 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah dibuka melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) jelang rilis laporan pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025.

Merujuk Refinitiv, pada pembukaan perdagangan hari ini, Rabu (5/11/2025), rupiah naik ke level Rp16.710/US$ atau terdepresiasi sebesar 0,09%. Setelah di perdagangan sebelumnya, rupiah juga ditutup melemah 0,27% di level Rp16.695/US$.

Adapun, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 09.00 WIB tengah mengalami pelemahan sebesar 0,14% di level 100,09. Meski demikian, DXY sejatinya dengah mengalami reli kenaikan dengan kemarin ditutup menguat 0,35% di level 100,224 sekaligus menandai level terkuatnya dalam tiga bulan.

Pergerakan rupiah hari ini, Rabu (5/11/2025) seiring dengan penantian pelaku pasar akan pengumuman pertumbuhan ekonomi Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis Pertumbuhan Domestik Bruto (PDB) kuartal III-2025 pada pukul 11.00 WIB.

Berdasarkan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia, dari 13 institusi/lembaga memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2025 mencapai 5,01% (yoy) dan 1,40% (qtq).

Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan capaian kuartal II-2025 sebesar 5,12% (yoy), namun masih menunjukkan resiliensi permintaan domestik dan stabilitas ekonomi di tengah tekanan eksternal.

Dari sisi eksternal, penguatan dolar AS di pasar global menjadi ancaman bagi pergerakan rupiah pada hari ini. DXY menguat di tengah meningkatnya ketidakpastian arah kebijakan moneter The Fed serta dampak berlarut dari penutupan sebagian pemerintahan AS (government shutdown).

Indeks dolar AS sempat menyentuh level tertinggi sejak 1 Agustus di 100,25, didorong oleh persepsi pasar bahwa peluang pemangkasan suku bunga lanjutan pada Desember semakin kecil. Meskipun The Fed telah memangkas suku bunga 25 basis poin pada pertemuan pekan lalu.

Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa keputusan berikutnya tidak otomatis menuju pelonggaran lebih lanjut. Kondisi ini membuat imbal hasil (yield) obligasi AS bertahan tinggi, sehingga menjaga daya tarik aset berdenominasi dolar.


(evw/evw)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Dolar AS Terpuruk, Rupiah Melaju ke Level Terkuat Dalam Dua Pekan

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |