Istana Buka Suara soal Dorongan Kerja ke Luar Negeri

6 hours ago 4

Jakarta -

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi buka suara soal dorongan agar mahasiswa mencari kerja ke luar negeri yang dilontarkan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding. Hasan menjelaskan maksud dorongan tersebut.

"Disuruh cari kerja ke luar negeri. Jadi gini kira-kira analoginya gini. Teman-teman, kita kan harus membayangkan diri kita dalam soal tenaga kerja dan pasar tenaga kerja itu sebagai bagian dari pasar global," kata Hasan kepada wartawan di kantornya, Gedung Kwarnas Pramuka, Gambir, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).

Hasan mengatakan mencari kerja ke luar negeri seperti kuliah. Jika memang ada kesempatan untuk berkuliah di luar negeri, menurutnya, baik untuk diambil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau kalian kuliah di dalam negeri, karena di dalam negeri tersedia universitas-universitas dan perguruan tinggi yang baik. Tapi begitu ada kesempatan untuk kuliah ke luar negeri, pasti diambil juga kan? Kemungkinan besar juga diambil kan? Jadi bukan karena tidak ada kesempatan untuk kuliah tinggi di dalam negeri, tapi kesempatan di luar negeri itu juga menarik untuk diambil. Jadi kita anggap ini memperbanyak opsi. Ya memperbanyak pilihan-pilihan untuk kuliah, memperbanyak pilihan untuk bekerja," ujarnya.

Hasan menepis tidak adanya lapangan pekerjaan di Indonesia. Ia lantas membeberkan data 3,6 juta lapangan kerja dalam setahun terakhir.

"Kalau menurut data sampai Mei 2025, itu sudah tercipta, satu tahun terakhir tercipta lapangan kerja sebesar 3,6 juta lapangan kerja. February to February ya. Jadi Februari 2024 sampai Februari 2025 tercipta sekitar 3,6 juta lapangan kerja. Lapangan kerja di Indonesia ada. Tapi ada pilihan di luar negeri yang menarik kan nggak apa-apa," ujarnya.

Oleh karena itu, menurutnya, dorongan mencari kerja ke luar negeri bukan berarti tidak ada lapangan pekerjaan di dalam negeri. Menurutnya, dorongan itu sekadar opsi barangkali ada yang menarik di luar negeri.

"Jadi kan kita sudah terbiasa juga dengan budaya merantau. Jadi bukan karena tidak ada lapangan kerja di dalam negeri, tapi ada opsi yang menarik itu kan baik juga untuk diambil. Toh banyak negara juga sekarang mengalami kekurangan tenaga kerja. Negara-negara yang jumlah penduduknya sedang mengalami penurunan, mereka mengalami kekurangan tenaga kerja," ujarnya.

"Jadi nggak dikotomis ini. Bukan nggak ada lalu pergi ke luar, tapi ini opsi-opsi. Dan kita dengan globalisasi, dengan terkoneksinya antar negara hari ini kan banyak kesempatan di luar yang kalau nggak diambil itu kan sayang. Ya kan teman-teman kita yang ambil kerjaan di luar bukan karena tidak ada kesempatan di dalam negeri, tapi ada kesempatan yang juga cukup menjanjikan ada di luar negeri. Tapi kira-kira kayak gitu lah gambarannya," lanjut Hasan.

Sebelumnya, Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding mengungkap, ada 1,7 juta lowongan kerja di luar negeri di 14 sektor yang bisa dimanfaatkan oleh para pekerja dari Indonesia. Ia mendorong lulusan perguruan tinggi untuk memanfaatkan peluang tersebut.

"Per 1 Mei, ada 1,7 juta lowongan kerja di luar negeri yang bisa dimanfaatkan. Dati 14 sektor dimana 95 persen didominasi sektor kesehatan, domestik, manufaktur, industri, dan hospitality," kata Menteri Karding dalam kuliah umum di Universitas Negeri Padang (UNP), Selasa (3/6/2025).

Menurutnya, kerja di luar negeri cukup menjanjikan, karena potensi gaji para PMI sektor formal berkisar antara 15 sampai 30 juta rupiah per bulan, ditambah fasilitas seperti asuransi dan tempat tinggal.

Simak juga Video: Keuntungan Kerja di Luar Negeri Menurut Kementerian P2MI

(eva/dhn)

Loading...

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |