IHSG Sesi 1 Naik 0,25%, Dua Saham Jadi Incaran

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau sepanjang sesi 1 hari ini, Senin (10/11/2025). Pada akhir sesi pertama, indeks ditutup naik 0,25% atau 21,01 poin ke level 8.415,60.

Hingga jeda makan siang, indeks bergerak di rentang 8.401,59–8.478,15. Pada perdagangan intraday, indeks sempat lompat naik 1%. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, sebanyak 391 saham naik, 279 turun, dan 286 tidak bergerak. Nilai transaksi hingga siang ini mencapai Rp 11,65 triliun, melibatkan 22,87 miliar saham dalam 1,55 juta kali transaksi. 

Mengutip Refinitiv, utilitas menjadi sektor yang naik paling kencang, yakni 3,76%. Kemudian diikuti oleh teknologi (0,93%) dan properti (0,66%). 

Sektor utilitas menguat seiring dengan pergerakan positif saham Barito Renewables Energy (BREN). Emiten milik Prajogo Pangestu ini naik 3,76% ke level 10.350 dan menyumbang 16,21 indeks poin. 

BREN dalam tren positif seiring dengan saham tersebut yang menjadi calon penghuni baru indeks MSCI November 2025. 

Selain BREN, GoTo Gojek Tokopedia (GOTO) juga menjadi penopang utama IHSG. Setelah mendapat stimulus positif dari laporan keuangan September 2025, harga saham GOTO kini tersengat dengan isu penggabungan dengan Grab yang kembali muncul. 

Kali ini kabar tersebut berhembus dari Istana. Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan bahwa penggabungan GOTO dan Grab menjadi satu isu yang dibahas dalam pembicaraan mengenai penyempurnaan Peraturan Presiden (Perpres) tentang ojek online (ojol).

Saham GOTO naik 8,2% ke level 66 siang ini dan berkontribusi 10,78 indeks poin.

Sementara itu, Dian Swastatika Sentosa (DSSA) kembali meninggalkan level 100.000. Emiten milik Sinar Mas ini turun 9,47% ke level 90.525 dan memberatkan IHSG sebanyak 37,51 indeks poin. 

Adapun IHSG naik 2,83% sepanjang pekan lalu ke level 8.394,59 atau kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Capaian ini membuat kinerja pasar modal Tanah Air menjadi yang terkuat di kawasan.

Pekan ini pasar global dan domestik bersiap menghadapi periode yang padat data ekonomi. Setelah minggu lalu relatif tenang, bursa, obligasi, dan nilai tukar berpotensi bergerak dinamis akibat rilis penting dari Amerika Serikat, China, dan Jepang.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) juga akan merilis dua data yang mencerminkan kekuatan konsumsi masyarakat. Sorotan utama tetap tertuju pada inflasi Amerika Serikat yang akan keluar Kamis malam, penentu arah kebijakan The Fed berikutnya. Sementara pada Jumat, data dari China akan menjadi barometer utama apakah pemulihan ekonomi negara itu benar-benar berlanjut atau mulai kehilangan tenaga.

Mayoritas data yang dirilis pekan ini adalah terkait penjualan ritel dan inflasi yang terkait dengan kemampuan daya beli. Setelah China mengumumkan data inflasi di luar dugaan pekan lalu maka pekan ini terdapat rilis sejumlah penjualan dari Indonesia ataupun IHK dari Amerika Serikat.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Saham Bank Pesta-Euforia IPO, IHSG Balik ke 7.000

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |