Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada awal perdagangan hari ini, Selasa (10/6/2025). Hari ini merupakan perdagangan bursa perdana pekan ini setelah libur panjang Idul Adha.
Pagi ini, indeks dibuka naik 0,33% atau terapresiasi 23,44 poin ke 7.136,86. Sebanyak 158 saham naik, 87 turun, dan 360 tidak bergerak.
Nilai transaksi pagi ini mencapai Rp 519,49 miliar yang melibatkan 602,34 juta juta saham dalam 32.036 kali transaksi. Kapitalisasi pasar pun naik menjadi Rp 12.441 triliun.
Sentimen pekan ini didorong oleh sentimen baik dari internal maupun eksternal, khususnya soal perang dagang antara AS dengan China yang sangat memengaruhi global termasuk Indonesia.
Perang dagang antara AS dan China terus memanas, menciptakan dinamika baru dalam perdagangan global yang turut memengaruhi Indonesia. Ketegangan ini memaksa kedua negara mencari solusi di berbagai penjuru dunia, termasuk London, untuk meredakan konflik tarif yang telah berlangsung lama. Bagi Indonesia, dampaknya bisa terlihat dalam beberapa sektor utama, mulai dari ekspor hingga investasi asing.
China Deflasi Secara Tahunan dan Bulanan
Pada Senin (9/6/2025), data IHK China periode Mei 2025 menunjukkan deflasi baik secara tahunan dan bulanan yang masing-masing sebesar 0,1% dan 0,2%.
Harga konsumen China turun sebesar 0,1% yoy pada Mei 2025, menyamai penurunan yang terlihat dalam dua bulan sebelumnya dan sedikit mengungguli ekspektasi penurunan sebesar 0,2%.
Ini adalah bulan keempat berturut-turut deflasi konsumen, yang menyoroti tantangan dari risiko perdagangan yang sedang berlangsung dengan AS, permintaan domestik yang lesu, dan kekhawatiran atas stabilitas pekerjaan.
Di sisi makanan, harga turun pada tingkat yang lebih tajam (-0,4% vs -0,2%), turun untuk bulan keempat. Inflasi inti, yang tidak termasuk harga pangan dan bahan bakar yang bergejolak, naik 0,6%, menandai pembacaan tertinggi sejak Januari dan menyusul kenaikan 0,5% dalam dua bulan sebelumnya.
Lebih lanjut, Indeks Harga Konsumen di China menurun 0,2% pada bulan Mei 2025 dibandingkan bulan sebelumnya. Laju Inflasi MoM di China rata-rata 0,14% dari tahun 1996 hingga 2025, mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar 2,60% pada bulan Februari 2008 dan rekor terendah sebesar -1,80% pada bulan Juni 1998.
Cadangan Devisa Indonesia
Pada Selasa (10/6/2025), Bank Indonesia (BI) akan segera merilis data cadangan devisa Indonesia periode Mei 2025. Sebelumnya, BI melaporkan cadangan devisa per akhir April sebesar US$ 152,5 miliar. Realisasi ini turun tajam sebesar US$4,6 miliar dibandingkan bulan sebelumnya.
Anjloknya cadangan devisa dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai respons Bank Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang makin tinggi.
Posisi cadangan devisa pada akhir April 2025 setara dengan pembiayaan 6,4 bulan impor atau 6,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Cadangan tersebut dinilai mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Ke depan, BI memandang posisi cadangan devisa memadai untuk mendukung ketahanan sektor eksternal sejalan dengan tetap terjaganya prospek ekspor, neraca transaksi modal dan finansial yang diprakirakan tetap mencatatkan surplus, serta persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik. BI terus meningkatkan sinergi dengan Pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal guna menjaga stabilitas perekonomian untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Indeks Keyakinan Konsumen RI Mei 2025
Pada Kamis (12/6/2025), Bank Indonesia (BI) akan merilis data kepercayaan konsumen Indonesia periode Mei 2025. Sebelumnya, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia pada April 2025 menunjukkan peningkatan tipis, mencapai 121,7, naik dari 121,1 pada Maret 2025. Ini menunjukkan bahwa keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap optimis meskipun ada sedikit penurunan dalam ekspektasi konsumen.
Peningkatan IKK didorong oleh peningkatan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE). IKE tercatat sebesar 113,7 pada April 2025, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 110,6. Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) juga tetap di level optimis, yaitu 129,8, meskipun sedikit menurun dari bulan sebelumnya sebesar 131,7.
Secara spasial, sejumlah besar kota mencatatkan peningkatan IKE, dengan peningkatan terbesar terjadi di Kota Bandung (16,2 poin), diikuti Palembang (9,7 poin) dan Jakarta (4,1 poin). Di sisi lain, beberapa kota mengalami penurunan IEK, seperti Bandar Lampung (turun 24,8 poin), Palembang (turun 14,8 poin), dan Denpasar (turun 13,1 poin).
Indeks Penjualan Ritel RI April 2025
Menutup akhir pekan ini pada Jumat (13/6/2025), Bank Indonesia (BI) akan merilis data penjualan ritel Indonesia periode April 2025. Penjualan ritel di Indonesia diproyeksikan mengalami kontraksi pada bulan April 2025, setelah mengalami pertumbuhan positif pada bulan-bulan sebelumnya. Indeks Penjualan Riil (IPR) April 2025 diperkirakan mencapai 231,1, atau terkontraksi sebesar 2,2% secara tahunan.
Sementara itu, penjualan eceran diprakirakan mengalami kontraksi sebesar 6,9% secara bulanan (mtm). Kontraksi ini dipengaruhi oleh normalisasi permintaan masyarakat setelah berakhirnya periode Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.
Sebelumnya pada periode Maret 2025, penjualan ritel di Indonesia tumbuh sebesar 5,5% secara tahunan. Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi dalam 7 bulan terakhir.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Cadangan Devisa RI Anjlok USD4,6 M Jadi USD152,5 Miliar
Next Article IHSG Dibuka Terkoreksi Jelang Pengumuman Data Penting