Harga Emas Terombang-Ambing Perang Dagang dan Musim Pernikahan India

1 day ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia kembali tertekan dan masih bertahan di area konsolidasi. Kini pasar masih mencerna perkembangan tarif terbaru, sehingga membuat harga emas belum pergi terlalu jauh.

Pada perdagangan hari ini Senin (2/6/2025) hingga pukul 06.21 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,67% di posisi US$3.311,33 per troy ons.

Sementara pada perdagangan sebelumnya Jumat (30/5/2025), harga emas dunia melemah 0,81% di level US$3.289,15 per troy ons. Harga emas kini masih berada di area konsolidasi, namun masih bertahan di level tinggi.

Harga emas turun pada perdagangan Jumat karena dolar menguat dan pasar mencerna perkembangan tarif terbaru, sementara laporan inflasi yang lebih rendah membuat harapan untuk pemangkasan suku bunga Amerika Serikat (AS) tetap hidup.

Indeks dolar AS kembali menguat pada perdagangan Jumat (30/5/2025), dimana DXY naik 0,05% di level 99,33 usai jatuh pada perdagangan hari sebelumnya.

Pengadilan banding federal untuk sementara waktu memberlakukan kembali tarif Presiden AS Donald Trump yang paling luas pada hari Kamis, sehari setelah pengadilan perdagangan AS memutuskan bahwa Trump telah melampaui kewenangannya dalam mengenakan bea dan memerintahkan pemblokiran segera terhadap bea tersebut.

"Emas saat ini sedang menurun dari level tertinggi baru-baru ini dan sedang dalam periode konsolidasi," ujar David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures, kepada Reuters.

"Emas berada di bawah sedikit tekanan karena kita melihat sedikit berkurangnya kebutuhan akan aset safe haven, tetapi tampaknya akan ada penolakan signifikan dari Trump dan itu pada akhirnya akan membantu harga emas," tambah Meger.

Terkait data, indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS mengalami peningkatan secara tahunan sebesar 2,1% pada bulan April, dibandingkan dengan perkiraan sebesar 2,2%.

Setelah laporan tersebut, para pelaku pasar terus bertaruh bahwa bank sentral AS akan memangkas target biaya pinjaman jangka pendek pada bulan September.

Emas batangan, yang tumbuh subur dalam lingkungan suku bunga rendah dan juga digunakan untuk melindungi diri dari inflasi dan ketidakpastian, mencapai rekor tertinggi sebesar US$3.500,05 pada bulan April.

Di tempat lain, permintaan emas fisik di India menurun minggu ini, karena kenaikan harga domestik dan berakhirnya musim pernikahan membuat pembeli enggan membeli.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |