Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas lagi-lagi melemah, sudah dua hari beruntun harga emas kurang bertenaga. Harga emas justru terkoreksi menjelang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed). Hal ini dipicu kehati-hatian para investor untuk menghadapi hasil rapat tersebut.
Pada perdagangan hari ini Selasa (9/12/2025) hingga pukul 06.42 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,07% di posisi US$4.191,67 per troy ons.
Sementara pada perdagangan sebelumnya Senin (8/12/2025), harga emas dunia turun 0,19% di level US$4.188,59 per troy ons. Penurunan ini memperpanjang derita harga emas dengan melemah selama dua hari beruntun.
Harga emas sedikit melemah pada perdagangan Senin, karena investor tetap berhati-hati menjelang pertemuan kebijakan dua hari The Federal Reserve (The Fed) AS dan pernyataan Ketua Jerome Powell untuk mendapatkan petunjuk tentang kebijakan moneter ke depan.
"Pasar sedang menunggu keputusan The Fed dan arahan lebih lanjut tentang kebijakan," ujar Peter Grant, wakil presiden dan ahli strategi logam senior di Zaner Metals.
Emas tetap menarik karena fundamental tetap kuat dan pembelian oleh bank sentral terus berlanjut, menurut Grant, menambahkan bahwa pergerakan menuju US$5.000 per troy ons pada kuartal pertama tahun 2026 sudah dekat.
Pasar secara luas memperkirakan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin, dengan para pedagang memperkirakan probabilitasnya sebesar 90%, naik dari sekitar 66% pada bulan November.
Komite Pasar Terbuka The Fed (FOMC) akan menggelar pertemuan pada hari ini dan menutup pertemuannya pada hari Rabu dengan keputusan kebijakan terakhirnya tahun ini, diikuti dengan konferensi pers dari Chairman The Fed Jerome Powell.
Suku bunga yang lebih rendah meningkatkan daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.
Sementara itu, para pemimpin Prancis, Jerman, dan Inggris menunjukkan dukungan yang kuat kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy di London pada apa yang mereka gambarkan sebagai "masa krusial" bagi Kyiv, di bawah tekanan AS untuk menyetujui usulan perjanjian damai dengan Rusia.
Emas, aset safe haven, cenderung berkinerja baik selama ketidakpastian ekonomi dan geopolitik.
Morgan Stanley melihat kenaikan lebih lanjut dalam emas, didorong oleh melemahnya dolar AS, pembelian ETF yang kuat, pembelian bank sentral yang berkelanjutan, dan permintaan safe haven.


















































