Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membeberkan perkembangan terkini mengenai aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau yang berada di perairan Selat Sunda. Saat ini, masyarakat diimbau untuk menjauhi radius bahaya sejauh 2 kilometer (km) dari kawah aktif.
Plt. Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Lana Saria menyampaikan perkembangan data terbaru terkait tingkat aktivitas vulkanik gunung tersebut. Dia memastikan bahwa meskipun statusnya berada di Level II (waspada), berdasarkan pengamatan visual dan instrumental, belum terlihat adanya lonjakan aktivitas drastis.
"Rekomendasi teknis status tetap Level II (Waspada) dengan radius bahaya 2 km dari kawah. Berdasarkan keseluruhan parameter pengamatan, status aktivitas tetap berada pada Level II (Waspada)," ujar Lana kepada CNBC Indonesia, Rabu (10/12/2025).
Lana menekankan pentingnya kepatuhan masyarakat terhadap zona merah yang telah ditetapkan pemerintah. Ia meminta agar tidak ada aktivitas masyarakat di area tersebut, serta mengimbau warga sekitar untuk selalu memantau informasi resmi dari otoritas penanggulangan bencana daerah.
"Masyarakat dilarang melakukan aktivitas dalam radius 2 km dari kawah, serta tetap tenang dan mengikuti arahan BPBD," tambahnya.
Terkait kekhawatiran dampak ikutan seperti potensi gelombang pasang, Lana menepis adanya ancaman bahaya tersebut pada kondisi saat ini. Pihaknya memastikan bahwa karakter erupsi yang terjadi tidak berpotensi memicu tsunami yang dapat membahayakan wilayah pesisir Banten dan Lampung.
"Tidak ada indikasi ancaman tsunami terkait aktivitas Anak Krakatau saat ini. Gunung Anak Krakatau saat ini tidak terdapat peningkatan aktivitas yang signifikan," pungkas Lana.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]


















































