Gaza Utara Panas! Militan Incar Warga Palestina Anti-Hamas

2 days ago 11

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok militan Palestina atau Hamas mengancam akan menghukum kolaborator yang mendukung tujuan Israel usai protes besar terhadap perang di Gaza dan kekuasaan Hamas, Kamis (27/3).

Ratusan warga Palestina telah berunjuk rasa dalam beberapa hari terakhir di Gaza utara dan tengah untuk meminta Hamas mundur dari kekuasaan. Beberapa banyak yang meneriakkan yel-yel menentang Hamas dalam unjuk rasa publik yang jarang terjadi terhadap kelompok militan tersebut.

Para pengunjuk rasa juga menyerukan diakhirinya pertempuran mematikan selama 17 bulan dengan Israel yang telah membuat kehidupan di Gaza tak tertahankan.

Aksi protes terhadap Hamas ini, sontak mendapat pujian dari pemerintah Israel dan aksi demo akan berlangsung lagi pada hari Kamis.

Sementata itu, Fraksi Perlawanan yakni sebuah kelompok induk yang mencakup Hamas mengancam akan memberikan hukuman bagi para pemimpin gerakan yang mencurigakan oleh warga Palestina diartikan sebagai pawai jalanan.

"Mereka terus menerus menyalahkan perlawanan dan membebaskan pendudukan, mengabaikan bahwa mesin pemusnah zionis terus beroperasi tanpa henti," katanya.

"Oleh karena itu, orang-orang yang mencurigakan ini sama bertanggung jawabnya dengan pendudukan atas pertumpahan darah rakyat kami dan akan diperlakukan sebagaimana mestinya," paparnya.

Pejabat Hamas mengatakan bahwa orang-orang memiliki hak untuk berunjuk rasa tetapi unjuk rasa tidak boleh dieksploitasi untuk tujuan politik atau untuk membebaskan Israel dari kesalahan atas pendudukan, konflik, dan pemindahan paksa selama puluhan tahun di wilayah Palestina.

Beberapa pengunjuk rasa yang dihubungi Reuters mengatakan bahwa mereka turun ke jalan untuk menyuarakan penolakan terhadap perang yang berkelanjutan. Dan mereka juga merasa kelelahan dan kekurangan kebutuhan dasar seperti makanan dan air.

"Kami tidak menentang perlawanan. Kami menentang perang. Cukup perang, kami sudah lelah," kata seorang warga di lingkungan Shejaia, Kota Gaza kepada Reuters.

"Anda tidak dapat menyebut orang sebagai kolaborator karena menentang perang, karena ingin hidup tanpa pemboman dan kelaparan," tambahnya.

Aksi Protes Melebar

Video pada hari Rabu (26/3), yang keasliannya tidak dapat diverifikasi Reuters, menunjukkan protes di Shejaia di utara tempat demonstrasi dimulai, tetapi juga di daerah Gaza tengah Deir Al-Balah yang menunjukkan protes menyebar.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang telah menjanjikan penghapusan total Hamas, mengatakan demonstrasi menunjukkan keputusannya untuk memperbarui serangan militer di Gaza setelah gencatan senjata berhasil.

Polisi Hamas, penegak hukum kelompok itu, kembali turun ke jalan. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mendesak agar warga Gaza untuk terus mengekspresikan ketidakpuasan mereka.

"Belajarlah dari warga Beit Lahia. Seperti yang mereka lakukan, menuntut pengusiran Hamas dari Gaza dan pembebasan segera semua sandera Israel ini adalah satu-satunya cara untuk menghentikan perang," tulisnya di akun media sosial X, merujuk pada protes pertama.

Seorang pejabat Palestina dari kelompok militan yang bersekutu dengan Hamas mengatakan bahwa aksi protes diizinkan tetapi tidak kerja sama dengan Israel.

"Tokoh-tokoh mencurigakan itu mencoba mengeksploitasi protes yang sah untuk menuntut diakhirinya perlawanan, yang merupakan tujuan yang sama dengan Israel," katanya kepada Reuters.

"Kami tidak mengancam rakyat kami, kami memuja pengorbanan mereka, tetapi ada beberapa tokoh mencurigakan yang bekerja sama dengan tujuan pendudukan, mereka ingin membebaskan pendudukan dari tanggung jawab dan mempermalukan perlawanan," paparnya.

Lebih dari 50.000 warga Palestina telah tewas oleh kampanye Israel di Gaza, kata pejabat Palestina.

Perang diluncurkan setelah ribuan orang bersenjata yang dipimpin Hamas menyerang komunitas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan menculik 251 orang sebagai sandera, menurut penghitungan Israel.

Sebagian besar daerah kantong pantai yang sempit itu telah hancur menjadi puing-puing, meninggalkan ratusan ribu orang berlindung di tenda-tenda atau bangunan-bangunan yang dibom.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Pemimpin Politik Hamas Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza Selatan

Next Article Israel-Hamas Diam-Diam Berunding di Qatar, Perang Selesai?

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |