F-Gerindra DKI Dukung Modifikasi Cuaca Cegah Banjir, Singgung Macet Panjang

2 hours ago 1
Jakarta -

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan melakukan operasi modifikasi cuaca hingga 10 November untuk mengantisipasi potensi banjir akibat hujan ekstrem dan limpasan air dari wilayah hulu. Penasihat Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta, Rany Mauliani, mendukung langkah Pemprov tersebut.

"Ya memang kemacetan panjang akhir-akhir ini cukup melelahkan bagi kita para pengguna jalan yang memang pekerjaannya cukup tinggi intensitas mobilisasinya karena itu apa pun upaya Pemprov dalam mengantisipasi kejadian-kejadian ini patut kita dukung," kata Rany kepada wartawan, Kamis (6/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wakil Ketua DPRD DKI ini juga menilai langkah itu akan berdampak pada sejumlah sektor. Namun, menurutnya, hal itu dapat dilakukan evaluasi agar ditemukan solusi terbaik dalam mengatasi masalah banjir dan macet saat cuaca ekstrem melanda.

"Meski mungkin akan ada beberapa hal penyesuaian tentunya dari setiap upaya tetapi minimal kita bisa mengevaluasi upaya tersebut agar bisa mencari solusi yang lebih baik ke depannya," imbuhnya.

Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Fraksi Gerindra Ali Lubis meminta Pemprov transparan soal anggaran yang digunakan untuk modifikasi cuaca. Dia juga menyoroti efektivitas langkah tersebut dalam mengantisipasi banjir di Jakarta.

"Prinsipnya, saya mendukung dan setuju jika Pemprov Jakarta melakukan modifikasi cuaca sebagai sarana untuk mengantisipasi banjir di Kota Jakarta. Tapi saya minta kepada Pemprov Jakarta agar terbuka dan transparan disampaikan ke publik berapa biaya untuk melakukan modifikasi cuaca tersebut. Sebab, modifikasi cuacanya dari tanggal 5 sampai 10 November 2025 dan seberapa efektif jika itu dilakukan," kata Ali Lubis kepada wartawan.

Anggota DPRD DKI Jakarta Ali Lubis. (dok istimewa)Anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi Gerindra Ali Lubis. (dok. Istimewa)

Ketua DPC Gerindra Jakarta Timur ini mewanti-wanti anggaran untuk melakukan modifikasi cuaca tersebut tak berdampak pada masyarakat.

"Karena jangan sampai biaya yang dikeluarkan untuk modifikasi cuaca tidak bermanfaat sama sekali. Sebab, biaya yang digunakan adalah uang rakyat," pungkas Ali.

Diketahui Pemprov DKI Jakarta bakal melakukan operasi modifikasi cuaca pada 5-10 November 2025 untuk mengantisipasi potensi banjir akibat hujan ekstrem. Langkah ini merupakan bagian dari strategi kesiapsiagaan menghadapi musim hujan.

"Berdasarkan prediksi BMKG, curah hujan tinggi hingga sangat tinggi akan terjadi mulai awal November sampai Februari. Karena itu, kami akan melakukan operasi modifikasi cuaca bersama pemerintah pusat mulai tanggal 5 sampai 10 November," ujar Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung usai memimpin Apel dan Simulasi Kesiapsiagaan Jaga Jakarta di Ruang Limpah Sungai Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (4/11).

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (kiri) bersalaman dengan petugas penyelamat usai pelaksanaan Apel dan simulasi Jaga Jakarta menghadapi musim penghujan 2025 - 2026 di Lebak Bulus, Jakarta, Selasa (4/11/2025).  Pemrov DKI Jakarta bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, TNI dan Polri melaksanakan simulasi untuk mendapatkan solusi berbasis alam dalam mengatasi persoalan banjir Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/rwa.Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung (kiri) usai pelaksanaan Apel dan simulasi Jaga Jakarta menghadapi musim penghujan 2025-2026 di Lebak Bulus, Jakarta, Selasa (4/11/2025). (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Ia menjelaskan langkah ini dilakukan untuk mengatur distribusi curah hujan agar tidak turun secara ekstrem di wilayah rawan genangan, terutama di kawasan Jakarta Selatan dan Timur yang menjadi lintasan aliran dari Bogor, Depok, dan Puncak.

Selain menghadapi curah hujan tinggi, Jakarta mewaspadai potensi banjir rob di kawasan pesisir utara akibat pasang maksimum air laut yang bertepatan dengan fase bulan purnama. Untuk itu, Pemprov DKI menyiapkan tujuh rumah pompa dan sejumlah pintu air baru di kawasan pesisir.

(fca/idn)


Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |