Jakarta, CNBC Indonesia - Program pembangunan rumah subsidi ternyata tidak hanya memberikan manfaat bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang ingin memiliki hunian, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi banyak pihak di sekitarnya. Menteri Pekerjaan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengungkapkan, efek ekonomi dari proyek ini merembet hingga ke level akar rumput.
"Jadi bukan hanya toko bangunan, developer, kontraktor, tenaga kerja, tukang yang mengerjakan, supir yang bolak-balik dengan keneknya, tapi ibu-ibu yang ada warung di dekat perumahan juga ikut bekerja. Ada marketing-marketing juga. Jadi ekosistemnya memang luar biasa," kata Maruarar dalam Property Point CNBC Indonesia, dikutip Senin (7/11/2025).
Salah satu contoh nyata datang dari lapangan, banyak warga yang tinggal di perumahan subsidi kini turut menjadi bagian dari ekosistem tersebut, bahkan berperan aktif sebagai tenaga pemasaran.
"Warga perumahan subsidi yang bekerja jadi marketing, rata-rata ibu-ibu," ujar Direktur Utama Pesona Kahuripan Group, Angga Budi Kusuma.
Ia memaparkan, penghasilan yang diperoleh para ibu rumah tangga yang menjadi marketing ini tidak bisa dianggap kecil. Semakin banyak menjual rumah, maka pendapatannya bisa semakin besar.
"Satu orang per bulan itu rata-rata jual 2 rumah, setahun 24 rumah. Terjual 1 dapat Rp3,5 juta, jadi dari rumah sudah Rp7 juta, operasionalnya dapat Rp50 ribu per hari, jadi ada tambahan Rp1,5 juta, berarti Rp8,5 juta per bulan," jelas Angga.
Kisah serupa juga disampaikan oleh Direktur Utama PT Kawah Anugrah Properti, Muhammad Ridwan. Ia mengatakan, sistem pemasaran rumah subsidi ini mampu memberikan pendapatan signifikan bagi tenaga penjual.
"Marketing itu rata-rata dapat Rp5-20 juta per bulan, satu rumah dapat kurang lebih sekitar Rp2 jutaan," ungkap Ridwan.
Fenomena ini menunjukkan, pembangunan rumah subsidi tidak hanya berdampak pada ketersediaan hunian layak, tetapi juga membuka lapangan kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar proyek perumahan.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luas Minimum Rumah Subsidi Tak Lagi 21 m2, Ini Fasilitas yang Hilang

















































