Jakarta, CNBC Indonesia - Konglomerat dunia Elon Musk mengumumkan bahwa dirinya akan meluncurkan partai politik baru di Amerika Serikat (AS). Pernyataan tersebut sepertinya disambut negatif para pelaku pasar sehingga membuat saham Tesla merosot.
Pernyataan tersebut sekaligus meningkatkan perseteruan dengan Presiden AS Donald Trump yang dapat membahayakan kerajaan bisnis sang miliarder.
Saham Tesla ditutup anjlok 6,8% pada awal pekan ini dan membawa penurunannya menjadi sekitar 14% selama lima minggu terakhir. Hal itu disebabkan oleh sentimen perselisihan dengan Trump.
Mengutip Forbes, dalam sehari harta kekayaan Elon Musk saat ini menguap US$ 12 miliar atau setara Rp 194,4 triliun (asumsi kurs Rp 16.200).
Meski demikian, kekayaannya tercatat masih mencapai US$ 393,1 miliar (Rp 6.368 triliun) dan masih menjadi orang terkaya sejagad raya.
Kembalinya Musk ke dunia politik bertentangan dengan apa yang dijanjikannya kepada para pemegang saham Tesla pada akhir tahun lalu. Padahal, pada April lalu, Musk menekankan bahwa dirinya akan fokus pada Tesla untuk membantu menekan penurunan penjualan kendaraan listrik.
Kemerosotan penjualan Tesla sebagian disebabkan oleh ketidaksukaan konsumen pada Musk yang memperjuangkan tujuan-tujuan sayap kanan di seluruh dunia.
Analis di Wedbush Daniel Ives mengatakan bahwa keputusan Musk terjun lebih dalam ke dunia politik justru berlawanan dengan arah yang diinginkan oleh para investor Tesla.
Musk meninggalkan pemerintahan Trump pada akhir Mei lalu ketika masa tugasnya sebagai pegawai pemerintah khusus di Departemen Efisiensi Pemerintah (Doge) berakhir.
"Kepergiannya terjadi ketika keduanya berselisih mengenai rancangan undang-undang pajak dan pengeluaran yang ditandatangani oleh presiden, yang disebut Trump sebagai rancangan undang-undang yang besar dan indah," sebutnya mengutip Mengutip Financia, Selasa (8/7).
Kapitalisasi pasar Tesla telah turun lebih dari US$200 miliar sejak Musk meninggalkan jabatannya menjadi sekitar US$940 miliar pada hari Senin. Valuasi produsen mobil ini turun dari puncaknya pada pertengahan Desember yang mencapai lebih dari US$1,5 triliun.
Sebagai informasi, Musk pada akhir pekan liburan 4 Juli 2025 lalu telah mengumumkan bahwa ia akan membentuk sebuah partai politik baru, yang menurutnya diperlukan untuk memerangi sistem satu partai yang merongrong demokrasi AS.
Trump merespon rencana miliarder tersebut dengan mengecam melalui platform Truth Social-nya yang mengatakan ia sedih melihat Elon Musk benar-benar 'keluar jalur' yang pada dasarnya menjadi KERETA API selama lima minggu terakhir.
Perseteruan publik ini menandai penguraian spektakuler dari hubungan yang sebelumnya erat antara keduanya yang terjalin. Saat orang terkaya di dunia ini membantu mendanai kembalinya Trump ke Gedung Putih.
Trump kemudian menunjuk Musk, yang juga menjalankan SpaceX, sebagai kepala Doge dan memberinya tugas untuk menemukan penghematan triliunan dolar di seluruh pemerintahan.
Saham Tesla melonjak setelah kemenangan Trump karena para investor bertaruh bahwa kedekatan Musk dengan pemerintahan akan menguntungkan bisnisnya.
Namun, Musk tidak dapat menggunakan pengaruhnya untuk membuat presiden membalikkan posisinya pada kendaraan listrik dan energi terbarukan, yang keduanya sangat ditekan dalam "RUU besar dan indah" Trump.
Trump menyalahkan berakhirnya kebijakan ramah kendaraan listrik atas penentangan keras Musk terhadap RUU tersebut.
Jed Dorsheimer, analis di William Blair, mengatakan bahwa lebih dari US$ 2 miliar keuntungan dari penjualan kredit regulasi terancam oleh RUU tersebut, yang ditandatangani Trump menjadi undang-undang pada hari Jumat lalu.
"Kami juga memperkirakan bahwa para
Trump juga mengatakan bahwa ia akan "mempertimbangkan" untuk mendeportasi Musk ke negara asalnya, Afrika Selatan.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Wall Street-Bursa Asia Rontok Terkena Dampak Tarif Trump