Ekuador Memanas: 3.000 Tentara Dikerahkan Redam Protes Masyarakat Adat

4 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Ekuador mengerahkan sekitar 3.000 tentara ke ibu kota Quito pada Kamis (9/10/2025) waktu setempat untuk memulihkan ketertiban di tengah gelombang protes besar-besaran oleh masyarakat adat yang menolak kenaikan harga bahan bakar.

Melansir AFP, aksi yang berlangsung sejak 22 September itu kini menimbulkan kekhawatiran akan eskalasi politik baru di negara tersebut.

"Personel militer, sumber daya udara, dan darat telah memulai pengerahan besar-besaran menuju kota Quito untuk menjaga keamanan," ujar pihak militer dalam pernyataannya kepada media.

Langkah keras ini dilakukan dua hari setelah iring-iringan Presiden Daniel Noboa dilempari batu oleh sekitar 500 demonstran. Menteri Pertahanan menyebut insiden itu sebagai "upaya pembunuhan", dengan laporan bahwa mobil presiden ditemukan penuh bekas peluru. Noboa sendiri dilaporkan selamat tanpa cedera.

Organisasi masyarakat adat terbesar di Ekuador, Confederation of Indigenous Nationalities of Ecuador (Conaie), memimpin aksi protes yang telah memblokir jalan-jalan utama di beberapa provinsi, termasuk Pichincha, tempat ibu kota berada. Hingga kini, satu orang tewas, sekitar 160 orang terluka, dan lebih dari 110 orang telah ditahan, menurut data kelompok hak asasi manusia dan pejabat pemerintah.

Pemimpin Conaie, Marlon Vargas, menegaskan masyarakat adat tidak akan mundur sebelum pemerintah menurunkan harga bahan bakar dan menghentikan kebijakan ekonomi yang dianggap merugikan rakyat kecil.

"Jika perlu, kami akan mengambil alih Quito," tegas Vargas.

Namun Presiden Noboa menolak tekanan tersebut. "Tidak seorang pun boleh datang dan mengambil alih ibu kota secara paksa," katanya dalam konferensi pers singkat di Quito.

Aksi protes masyarakat adat memiliki sejarah panjang di Ekuador. Gerakan serupa yang dipimpin Conaie pernah menggulingkan tiga presiden sejak 1990-an. Dengan situasi yang kini kembali memanas, banyak pihak khawatir Ekuador tengah menuju krisis politik baru di bawah pemerintahan Noboa.


(tfa/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kilang Minyak Terbesar Kebakaran, Produksi Disetop-Warga Dievakuasi

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |