Dividen Interim ITMG Sebentar Lagi Diumumkan, Ini Bocorannya!

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten tambang batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) kemungkinan besar masih akan memberikan dividen ciamik, meskipun laba tergerus lebih dari 50%.

Berdasarkan data laporan keuangan terbaru pada kuartal II/2025, ITMG mencatat penurunan laba bersih hingga 59% (Year on Year/YoY) menjadi US$27,57 juta. Akibatnya, akumulasi laba bersih semester I/2025 hanya mencapai US$93,99 juta, atau terkoreksi 27% dibandingkan tahun lalu.

Penurunan bottom line utamanya disebabkan oleh turunnya pendapatan yang menyusut 12% YoY menjadi US$919,41 juta per Juni 2025.

Merosotnya pendapatan dipengaruhi oleh turunnya harga jual rata-rata (ASP) batu bara sebesar 19% dari US$97 per ton pada semester I/2024 menjadi US$78 per ton pada semester I/2025 seiring pelemahan harga acuan batu bara, khususnya Indonesian Coal Index (ICI). Meski demikan, volume penjualan meningkat 8% secara tahunan.

"ITMG mencatat kenaikan produksi batu bara sebesar 12% secara tahunan menjadi 10,4 juta ton, diikuti peningkatan volume penjualan 8% menjadi 11,7 juta ton. Namun, pendapatan turun 12% secara tahunan terutama akibat penurunan harga jual rata-rata batu bara," sebagaimana disebut dalam keterangan resmi perseroan, dikutip Selasa, (12/8/2025).

Laba ITMG terhimpit Beban pokok pendapatan perseroan sebesar US$695 juta. Sebelumnya, pos ini menyumbang US$774 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Dengan penurunan laba tersebut, potensi dividen ITMG di tahun depan juga kemungkinan terkoreksi. Untuk lebih konservatif, proyeksi dilakukan dengan asumsi dividend payout ratio (DPR) sebesar 60%, lebih rendah sedikit dari tren historis 65% tiga tahun terakhir.

Jika laba disetahunkan, EPS 2025 diperkirakan berada di level Rp4.784,44. Dengan DPR 60%, potensi dividen per saham diproyeksikan sebesar Rp2.870,66. Mengacu pada harga saham per penutupan Rabu (24/9/2025) di Rp22.825, estimasi dividend yield sekitar 12,6%.

Biasanya ITMG membagi dividen dalam dua tahap, yaitu interim (sekitar September-November) dan final (tahun berikutnya). Porsi interim secara historis bervariasi antara 30-50%, meskipun bisa saja lebih tinggi tergantung kebijakan perusahaan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

Sanggahan : Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investor terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(tsn/tsn)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |