Warga terlihat berjalan di Kostiantynivka, kota garis depan di wilayah Donetsk, Ukraina, Kamis (18/12/2025). Kota di timur Ukraina ini menjadi salah satu titik krusial dalam eskalasi konflik dengan Rusia. (Oleg Petrasiuk/Press Service of the 24th King Danylo Separate Mechanized Brigade of the Ukrainian Armed Forces/Handout via REUTERS)
Kota ini terletak sekitar 50 kilometer timur laut Pokrovsk, yang pekan lalu diklaim Rusia telah sepenuhnya dikuasai. Namun, Ukraina membantah klaim tersebut dan menyatakan masih mengendalikan bagian utara Pokrovsk. (Oleg Petrasiuk/Press Service of the 24th King Danylo Separate Mechanized Brigade of the Ukrainian Armed Forces/Handout via REUTERS)
Kostiantynivka yang sebelum perang dihuni lebih dari 67.000 penduduk kini mengalami kerusakan parah. Selama berbulan-bulan, kota ini terus digempur serangan artileri, drone, serta bom luncur, meninggalkan kehancuran luas pada infrastruktur dan permukiman warga. (Oleg Petrasiuk/Press Service of the 24th King Danylo Separate Mechanized Brigade of the Ukrainian Armed Forces/Handout via REUTERS)
Intensitas serangan yang tinggi memaksa sebagian besar penduduk mengungsi, sementara fasilitas umum dan layanan dasar nyaris lumpuh. Kondisi ini menjadikan Kostiantynivka sebagai salah satu kota yang paling terdampak dalam pertempuran di wilayah Donetsk. (Oleg Petrasiuk/Press Service of the 24th King Danylo Separate Mechanized Brigade of the Ukrainian Armed Forces/Handout via REUTERS)
Secara strategis, penguasaan Kostiantynivka dinilai penting bagi Moskow. Jika berhasil dikuasai, kota ini dapat menjadi pijakan untuk melancarkan operasi lebih lanjut ke arah utara, menuju Kramatorsk dan Sloviansk, dua kota terbesar di wilayah Donetsk yang hingga kini masih berada di bawah kendali Ukraina. (Oleg Petrasiuk/Press Service of the 24th King Danylo Separate Mechanized Brigade of the Ukrainian Armed Forces/Handout via REUTERS)

















































