Jakarta, CNBC Indonesia - Tren investasi Jepang di Indonesia sudah berlangsung lama dan masih terus meningkat. Ada beberapa alasan utama mengapa perusahaan Jepang begitu tertarik mengakuisisi saham dan rinvestasi di perusahaan Indonesia.
Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia, dan sekitar 60% penduduknya berada pada usia produktif. Hal ini berarti pasar domestik yang sangat besar, dengan permintaan tinggi untuk produk otomotif, elektronik, makanan, energi, dan layanan keuangan. Bagi perusahaan Jepang yang pasar domestiknya sudah menurun karena populasi menua, Indonesia menawarkan pertumbuhan dan konsumen baru.
Jepang sangat bergantung pada stabilitas rantai pasok Asia Tenggara. Banyak perusahaan Jepang, seperti Toyota, Mitsubishi, atau Sumitomo, berinvestasi di Indonesia untuk memperkuat posisi industri dan logistik di kawasan ASEAN.
Akuisisi saham sering menjadi cara untuk memperdalam kerja sama jangka panjang, bukan hanya transaksi bisnis jangka pendek. Dengan mengakuisisi saham di perusahaan Indonesia, investor Jepang bisa mengakses pertumbuhan yang lebih tinggi tanpa meninggalkan Asia.
Jepang juga memandang Indonesia sebagai mitra geopolitik penting di Asia Tenggara untuk menyeimbangkan pengaruh China.
Dengan membeli saham perusahaan lokal, perusahaan Jepang bisa masuk ke pasar dengan risiko lebih kecil dibanding membangun dari nol (greenfield investment). Mereka dapat belajar dari mitra lokal, memanfaatkan jaringan distribusi, dan menyesuaikan produk lebih cepat.
CNBC Indonesia Research telah mencatat 8 saham yang diakusisi perusahaan asal Jepang.
1. SMIL
Berdasarkan kabar burung, salah satu saham di bisnis rental forklift PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL) dikabarkan akan terdapat investor baru berasal dari Jepang.
Sebelumnya pada bulan April lalu, SMIL sempat dikabarkan adanya investor strategis yang akan masuk ke dalam bisnis perseroan asal China dan Korea. Perseroan telah mengkonfirmasi bahwa prosesnya masih dalam tahap penjajakan.
Selain itu, terdapat kabar berbaru bawah SMIL tengah melakukan ekspansi dengan resmi memperluas portofolio usahanya ke sektor pertambangan batu bara khususnya jenis kalori tinggi atau premium. Hal ini sejalan dengan optimistis Perseroan terhadap kontribusi dari sektor tambang akan memiliki potensi pendapatan ratusan miliar per bulan mulai 2026.
Ekspansi ini dilakukan melalui skema Joint Operation (JO) dengan sejumlah mitra strategis. Langkah ini menjadi bagian dari strategi diversifikasi bisnis untuk menopang pertumbuhan jangka panjang Perseroan.
Dengan masuknya SMIL ke sektor tambang tentu akan menambah sumber pendapatan baru. Selain itu juga membuka peluang sinergi yang lebih besar dengan bisnis eksisting. Penyediaan jasa alat berat di tambang akan menambah utilisasi armada SMIL secara berkelanjutan, sekaligus memperkuat posisi Perseroan dalam rantai pasok pertambangan nasional.
Diketahui lokasi tambang berada di Painan, Sumatera Barat, dengan target produksi awal sekitar 200 ribu metrik ton batubara per bulan. Kapasitas ini berpotensi meningkat hingga 500 ribu ton per bulan dengan kualitas batubara GAR 7.000 kcal.
SMIL optimistis kontribusi dari sektor tambang akan memiliki potensi pendapatan sekitar Rp500 miliar per bulan.
Kontribusi SMIL dalam proyek ini tercermin dari penyediaan armada alat berat dengan kapasitas angkut setara 4 juta ton per tahun.
Kerja sama tersebut dilakukan bersama entitas di bawah payung Sarana Cipta Minergi (SCM), yang dipimpin Direktur Utama Hadi Suhermin, serta perusahaan tambang lokal seperti PT Barakara dan PT ATOZ, pemilik Izin Usaha Pertambangan (IUP).
Sarana Cipta Minergi (SCM) akan menguasai 40% saham operasional melalui anak usaha, sementara SMIL berperan sebagai penyedia utama alat berat, termasuk dump truck, excavator, dozer, hingga support equipment lainnya.
Secara kinerja keuangan pada semester I 2025, SMIL mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp 50,35 miliar, tumbuh 37,28% secara tahunan (yoy) dari periode sama tahun lalu. Pertumbuhan laba didukung kenaikan pendapatan bersih sebesar 18,04% (yoy) menjadi Rp 210,25 miliar pada semester I 2025.
Kenaikan pendapatan didorong oleh peningkatan pendapatan sewa forklift sebanyak 14,22% (yoy). Segmen ini menjadi penyumbang utama kinerja keuangan Sarana Mitra Luas. Kemudian, terdapat pendapatan baru dari penjualan forklift sebesar Rp 6,81 miliar yang tidak ada tahun sebelumnya.
Selain itu, terdapat efisiensi pada beban perseroan. Beban pokok pendapatan turun 4,23%(yoy) menjadi Rp 114,31 miliar. Peningkatan pendapatan dan penurunan beban mendorong lonjakan laba bruto hingga 63,3% (yoy), mencapai Rp 95,94 miliar untuk periode yang berakhir 30 Juni 2025.
Sementara itu, beban penjualan mengalami mengecil 7,53% (yoy) jadi Rp 1,39 miliar dari Rp 1,5 miliar, adapun beban umum dan administrasi hanya naik tipis 0,66% (yoy) menjadi Rp 22,34 miliar.
2. DADA
Beredarnya kabar negosiasi akuisisi PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) dengan dua raksasa properti asal Jepang, Kajima Corporation dan Mitsubishi Estate.
Informasi yang beredar di pasar menyebut kedua perusahaan tengah mengkaji peluang masuk sebagai pemegang saham strategis perseroan. Yang lebih mengejutkan, terselip nama The Vanguard Group di balik keduanya. Vanguard merupakan manajer aset terbesar kedua di dunia dan salah satu penggerak utama pasar keuangan global.
Sementara, Kajima dan Mitsubishi dikenal perfectionist dan selektif dalam berinvestasi, dimana hanya memilih entitas dengan kinerja keuangan sehat dan kepatuhan hukum yang kuat.
Hadirnya mitra strategis global dapat memberi nilai tambah jangka panjang bagi perseroan, memperkuat daya saing, dan memperluas pangsa pasar.
3. ERNG
Saham di sektor energi, PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) diproyeksikan mencatat pertumbuhan CAGR laba bersih 22% selama 2006-2031. Hal ini sejalan dengan aksi akuisisi dan masuknya mitra strategis dari Jepang, Japex, ke blok migas perseroan.
Japex resmi membeli 25% saham di Blok Kangean dan 50% di Blok Gebang, aset utama ENRG. Efek transaksi ini, ENRG kini mengendalikan penuh kepemilikan dua blok tersebut, yang masing-masing menyimpan potensi besar untuk menopang pertumbuhan jangka panjang.
Blok Kangean merupakan pemasok terbesar kedua ENRG. Produksi gas di blok ini ditargetkan naik menjadi 324 juta kaki kubik per hari (mmscfd) pada 2031, berkat rencana pengeboran 15 sumur baru.
Sementara itu, divestasi sebagian saham di Blok Gebang dipandang strategis. Selain mengurangi beban modal, langkah ini memungkinkan ENRG tetap mempertahankan eksposur terhadap cadangan gas jumbo sebesar 874 bcf. Produksi perdana dari blok ini dijadwalkan mulai 2027 dan diproyeksikan naik tiga kali lipat pada 2035.
Selain itu, ENRG berencana melakukan non-preemptive rights issue (NPRI) dengan menerbitkan 2,5 miliar saham baru. Dengan mengincar dana mencapai Rp 595,7 miliar, dengan 70% di antaranya akan dialokasikan ke PT Imbang Tata Alam, entitas anak yang mengelola Blok Malacca Strait, aset minyak terbesar perseroan.
4. ASLC
Pada Agustus 2025, terdapat isu merger dan akusisi PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC) dengan perusahaan asal Jepang, dan akan dilakukan di harga premium.
Namun, pada September kemarin, emiten Grup Triputra milik konglomerat Theodore Permadi (TP) Rachmat tersebut, menegaskan belum memiliki rencana aksi korporasi dalam waktu dekat meski harga saham perusahaan melonjak seiring rumor akuisisi oleh perusahaan Jepang.
Namun sebelumnya pada 14 Agustus 2025, warga negara asal Jepang, Kazuhiro Shioyama menambah kepemilikan saham PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC). Hal itu dilakukan sang direktur tersebut dengan menyerok 300 ribu saham ASLC.
Transaksi pembelian terjadi dengan harga pelaksanaan Rp64 per lembar. Dengan harga itu, Shioyama telah mengeluarkan dana sekitar Rp19,2 juta.
5.RICY
Pada November 2023, salah satu perusahaan perdagangan terbesar di Jepang melirik perusahaan go public Tanah Air yakni PT Ricky Putra Globalindo Tbk (RICY) untuk diakuisisi dengan nilai transaksi diperkirakan mencapai Rp 1 triliun.
Kuatnya merek perseroan, seperti GT-Man mendorong ketertarikan investor strategis Jepang. Perseroan juga masih rutin memproduksi aparet untuk merek Jepang seperti Mizuno dan Champion. Perseroan didukung jaringan distribusi yang sudah kuat di dalam negeri.
Namun hingga saat ini belum terdapat kabar perkembangan penjajakan diakuisisi tersebut.
6.HGII
Pada Januari 2025, perusahaan utilitas asal Jepang, Shikoku Electric Power Company, Incorporated (Yonden) akan mengakuisisi 25% saham PT Hero Global Investment Tbk (HGII) atau setara dengan 1,62 miliar saham.
Transaksi berdasarkan harga penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO) sebesar Rp 200 per saham. Maka total nilai transaksi ini mencapai sebesar Rp 325 miliar. Transaksi ini sebelumnya telah disepakati dalam perjanjian jual beli saham bersyarat alias Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) antara pemegang saham pendiri HGII dan Yonden pada 8 November 2024.
Masuknya Yonden, menjadikan komposisi saham HGII akan menjadi 55% dari milik para pendiri perusahaan, 25% saham Yonden, dan 20% saham publik. Para pendiri HGII masih tetap menjadi pemegang saham pengendali.
Diketahui, Yonden tercatat di Tokyo Stock Exchange dengan berkode saham TYO:9507. Yonden berdiri pada tahun 1951 ini merupakan penyedia listrik yang membangkitkan dan menjual listrik di wilayah Shikoku, Jepang. Yonden memiliki portofolio pembangkit listrik sebesar 5.332 Megawatt (MW) yang bersumber dari hidro, termal, nuklir, dan surya.
Dalam investasi, Yonden telah melakukan investasi di proyek energi mancanegara lainnya seperti Oman, Qatar, Chile, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Myanmar, serta Vietnam. Jika selama ini investasi luar negeri Yonden secara langsung pada perusahaan proyek, kali ini investasi Yonden di Indonesia melalui HGII merupakan yang pertama kalinya dilakukan pada level perusahaan holding.
Yonden memproyeksikan Asia Tenggara akan terus mengembangkan energi terbarukan seiring dengan pertumbuhan ekonomi regional. HGII memiliki rencana ekspansi untuk menambah kapasitas pembangkit listrik berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT).
Saat ini, HGII memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Parmonangan-1 berkapasitas 9 MW dan PLTM Parmonangan-2 berkapasitas 10 MW. Kedua PLTM ini berlokasi di Sumatera Utara. Selain itu, HGII turut berinvestasi dengan saham minoritas di Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) Ujung Batu kapasitas 3 MW di Riau.
Adapun, HGII berencana menambah kapasitas pembangkit EBT dengan membangun beberapa unit pembangkit hidro dengan total kapasitas 58 MW, PLTBg 6 MW, biomassa 8 MW, dan surya 10 MW. Dengan berbagai ekspansi tersebut, total kapasitas mencapai 100 MW hingga 2031.
HGII juga berencana memulai konstruksi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) kapasitas 25 MW dan PLTM 10 MW yang berlokasi di Sumatera Utara mulai tahun 2025. Kedua pembangkit ini ditargetkan beroperasi secara komersial alias Commercial Operation Date (COD) pada tahun 2028.
7.KEEN
Pada Februari 2022, investor asal Jepang, TEPCO Renewable Power, Inc. (TEPCO RP) resmi mengakuisisi 25% saham PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN). Nilai akuisisi 25% saham disepakati senilai Rp 394,12 miliar. Melalui kesepakatan akuisisi, TEPCO RP yang merupakan investor strategis asal Negeri Sakura, Jepang resmi memilih KEEN sebagai afiliasi dalam pengembangan energi baru dan terbarukan di Indonesia.
Akuisisi saham KEEN merupakan langkah strategis TEPCO RP dan terobosan besar bagi TEPCO RP. Langkah ini menandai investasi pertama TEPCO Renewable Power, Inc. di perusahaan energi baru terbarukan di luar negeri di luar Jepang yang mengelola beberapa perusahaan pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan.
Pasca akuisisi, komposisi pemegang saham KEEN masing-masing TEPCO RP 25%, PT Paramata Indah Lestari (PIL) selaku pendiri 30,3%, serta pemegang saham lain (termasuk publik) sebesar 44,7%. Sebelum akuisisi, porsi PT PIL 30,3% dan pemegang saham lain, termasuk publik, sebesar 69,7%.
Kehadiran TEPCO RP menjadi jawaban atas upaya manajemen dalam 2-3 tahun terakhir dalam rangka mengembangkan bisnis Perseroan. TEPCO RP dipilih menjadi investor strategis karena punya kesamaan visi dengan KEEN dalam mengembangkan energi hijau sekaligus memberi nilai tambah bagi pemegang saham Perseroan.
Pada sisi lain, terobosan TEPCO RP juga didasari keyakinan bahwa KEEN menjadi mitra yang tepat untuk pengembangan potensi energi baru terbarukan di Indonesia. Di mata TEPCO RP, KEEN sudah terbukti sebagai perusahaan energi baru terbarukan yang fokus pada pembangkit listrik tenaga air. Hal ini dibuktikan dengan pengembangan tiga anak perusahaan pembangkit listrik tenaga air.
Melalui kehadiran investor strategis, akan memantapkan langkah KEEN yang dalam jangka pendek akan membangun pembangkit listrik tenaga air baru dengan total kapasitas 200 MW.
Sedangkan dalam jangka menengah-panjang, KEEN akan berencana mengembangkan proyek-proyek baru di bidang energi baru terbarukan dengan target kapasitas sekitar 500 MW.
TEPCO RP menjadi mitra strategis bagi KEEN karena terbukti sangat berpengalaman di bisnis energi baru terbarukan. Salah satu unit bisnis TEPCO RP yang prestisius seperti Kannagawa Hydro Power Plant, terletak di Gunma Prefecture, Jepang. TEPCO RP juga berkomitmen selain menghadirkan pemahaman baru di bidang energi baru terbarukan, juga teknologi baru di bidang operasi maupun pemeliharaan.
8.SKLT
Pada 16 Oktober 2023, PT Sekar Laut Tbk (SKLT) dan Mitsui telah melakukan penandatanganan perjanjian terkait transaksi akuisisi sebagian saham PT Pangan Lestari, anak usaha PT Sekar Laut Tbk (SKLT) yang dimiliki perseroan.
Nilai setoran modal Mitsui ke Pangan Lestari adalah sebesar Rp150 miliar. Dengan masuknya Mitsui, maka porsi kepemilikan saham SKLT di anak usahanya menyusut sekitar 22,1%, dari 99,9% menjadi 77,8%.
Mengutip laman resmi Mitsui, manajemen mengungkapkan alasannya berinvestasi di perusahaan distribusi makanan dan logistik tersebut.
Mitsui memperkirakan permintaan terhadap makanan olahan seperti makanan beku akan semakin meningkat di masa depan. Di sisi lain, struktur distribusi dan logistik pangan di Indonesia dinilai belum efisien sehingga menghambat pertumbuhan eksponensial pasar produk makanan beku.
Melalui investasinya di Pangan Lestari, Mitsui akan mendorong peningkatan fungsi distribusi dan efisiensi logistik untuk memecah masalah sosial tersebut, seperti penurunan kualitas produk dalam perjalanan dan mengurangi kepadatan lalu lintas.
Mitsui menyatakan akan berkontribusi untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari konsumen Indonesia dengan memecahkan masalah sosial melalui perluasan bisnis Pangan Lestari dengan memanfaatkan pengetahuan dan keahliannya dalam bisnis distribusi makanan dan logistik.
Investasi Jepang di RI Mulai Bergeser
Catatan Japan External Trade Organization (JETRO) menunjukkan nilai investasi perusahaan Jepang di Indonesia baik melalui investasi baru, merger, ataupun akuisisi melonjak sejak era reformasi. Nilainya meningkat dari US$ 4,77 miliar (Rp 74,59 triliun) pada akhir 2020 menjadi US$ 35,73 miliar pada 2022 (Rp 558,64 triliun).
Ada sekitar 2.000 perusahaan Jepang yang menanamkan modal di Indonesia dan menciptakan jutaan lapangan tenaga kerja.
Sektor yang digarap perusahaan Jepang sangat beragam mulai dari otomotif, elektronik, manufaktur, infrastruktur, energi, hingga keuangan.
Salah satu pencapaian terbesar dari investasi Jepang di Indonesia adalah mega proyek Mass Rapid Transit (MRT). Investasi tersebut tidak hanya menyalurkan modal tetapi juga transfer pengetahuan yang sangat signifikan.
Salah satu investasi Jepang pasca kemerdekaan RI yang paling awal adalah di sektor infrastruktur. Kehadiran investor Jepang di era 1960an adalah penyelamat Indonesia yang baru mengawali era Orde Baru dan tengah giat-giatnya membangun ekonomi.
Merujuk data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR), Jepang sudah ikut membantu infrastruktur di Indonesia melalui pengelolaan wilayah Sungai Brantas dari 1961 hingga 2002 yang berperan penting dalam mengurangi banjir di Kota Surabaya dan sekitarnya.
Baca artikel CNBC Indonesia "RI-Jepang Bersinergi Membangun Ekonomi, Merambah Otomotif - Perbankan" selengkapnya di sini: Di sektor otomotif, Jepang juga menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi dan ekspor kendaraan di kawasan Asia dan Timur Tengah. Raksasa Jepang, seperti Honda, Toyota, hingga Mitsubishi sudah lama ikut membangun industri otomotif Indonesia.
Di sektor elektronika, puluhan perusahaan raksasa Jepang juga hadir di Indonesia mulai dari Sony, Toshiba, hingga Hitachi, hingga Panasonic.
Perusahaan Jepang juga mulai gemar merambah ke sektor keuangan, mulai dari perbankan hingga asuransi dalam beberapa tahun terakhir.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)