Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) mengungkapkan bahwa sumber utama impor minyak mentah Indonesia saat ini masih didominasi oleh negara-negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika.
Senior Director Oil, Gas, Petrochemical Danantara Indonesia Wiko Migantoro mengatakan bahwa kebijakan impor dilakukan guna memenuhi kebutuhan bahan baku kilang nasional yang belum seluruhnya tercukupi dari produksi dalam negeri.
"Kebanyakan saat-saat sekarang ini perusahaan yang berada di bawah Danantara Asset Management yaitu Pertamina melakukan importasi crude itu dari kebanyakan negara Afrika dan Middle East," kata Wiko dalam acara Rembuk Energi & Hilirisasi 2025, Rabu (10/12/2025).
Wiko mengungkapkan, volume minyak mentah yang masuk ke kilang milik PT Pertamina (Persero) saat ini mencapai sekitar 1 juta barel per hari. Adapun, dari jumlah tersebut, sekitar 50.000 barel digunakan untuk kebutuhan internal dan sisanya sebanyak 855.000 bph diolah menjadi produk BBM.
Selain melakukan impor minyak mentah, Indonesia juga masih bergantung pada impor produk Bahan Bakar Minyak (BBM), khususnya BBM jenis bensin. Mulai dari Pertalite, Pertamax, hingga produk Pertamax Turbo.
Tak hanya BBM, Wiko membeberkan bahwa Indonesia juga masih bergantung pada impor Liquefied Petroleum Gas (LPG) sebesar 6 juta metrik ton. Adapun, konsumsi LPG nasional saat ini mencapai 8 juta metrik ton per tahun
"Konsumsi LPG di negara kita setahun itu 8 juta metrik ton dan sekarang ini kita mengimpornya 6 juta metrik ton dari luar negeri. Inilah kondisi yang ada di negara kita sekarang ini," kata dia.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
