Karawang, CNBC Indonesia - Sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII) berkomitmen untuk terus menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) demi mendukung program Asta Cita Pemerintah, khususnya dalam bidang ketahanan pangan nasional. Komitmen ini diwujudkan melalui peningkatan produktivitas, penguatan rantai pasok pangan lokal, serta pemberdayaan petani.
Sejak tahun 2020, PT PII telah menyelenggarakan program TJSL untuk mendukung program ketahanan pangan. Secara lebih rinci, tujuan program tersebut adalah untuk mendukung ketahanan pangan nasional, mendukung upaya pencegahan stunting, meningkatkan kualitas bibit padi unggulan, meningkatkan kualitas pengemasan dan pemasaran hasil panen, serta menumbuhkan minat pasar pada produk hasil lokal.
Plt Direktur Utama PT PII, Andre Permana mengatakan, jika ingin fokus pada tema ketahanan pangan, maka PT PII harus benar-benar menunjukkan keberpihakan kepada masyarakat secara nyata. PT PII pun menjalankan perannya dalam mendukung ketahanan pangan, bahkan sebelum menjadi salah satu program utama pemerintah saat ini.
"Karena kami melihat sebagai salah satu lokasi di mana proyek kami ada di dekat sini, yaitu proyek SPAM Jatiluhur, yang tidak jauh dari sini, di Kabupaten Purwakarta karena ini perbatasan dari Kabupaten Karawang dan Purwakarta. Kami melihat potensi wilayah ini atau desa ini sebagai salah satu lumbung pangan nasional," kata Andre dalam Kunjungan Kerja di Karawang, Jawa Barat, ditulis Jumat (12/12/2025).
Program TJSL dijalankan PT PII di Desa Curug, Kecamatan Klari, Kabupaten Karawang. Dalam konteks ini terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan kepada masyarakat. Di antaranya adalah pelatihan dan pendampingan pola tanam sehat, pemberian bantuan pupuk dan benih beras inpari 32 dan Nutrizinc, pelatihan pengemasan dan pemasaran untuk siswa dan guru SMK, serta edukasi bagi anggota posyandu terkait manfaat beras sehat organik untuk pencegahan stunting.
Berkat kehadiran program ini, angka stunting di Karawang mulai menurun. Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Karawang Agustus 2024, penurunan prevalensi stunting menjadi 1,8%.
Melalui program TJSL ini, diharapkan para petani mampu menerapkan pola tanam sehat mulai dari penyemaian, pemupukan, hingga proses panen. Petani juga diharapkan memahami teknik pengelolaan lahan yang lebih baik pada masa pasca panen untuk menjaga kadar pH tanah, serta dan budidaya padi yang lebih berkelanjutan.
Selain itu, kader atau anggota Posyandu diharapkan dapat memahami manfaat konsumsi beras sehat (Inpari Nutrizinc) untuk pencegahan stunting. Tak hanya itu, para guru dan siswa SMK yang mengikuti program ini diharapkan memiliki keterampilan dasar pemasaran, khususnya untuk produk pertanian.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
















































