Amalia Zahira, CNBC Indonesia
15 December 2025 18:45
Jakarta, CNBC Indonesia - Narasi kesetaraan gender tampaknya masih perlu terus digaungkan di Indonesia. Data dan realitas menunjukkan bahwa perempuan masih menghadapi berbagai bentuk ketimpangan, mulai dari akses pendidikan, kesempatan kerja, hingga besaran pendapatan.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2025 menunjukkan bahwa rata-rata upah perempuan di Indonesia hanya sebesar Rp2,61 juta per bulan, jauh tertinggal dibandingkan laki-laki yang mencapai Rp3,37 juta. Fakta ini mengindikasikan bahwa perempuan masih menerima upah yang lebih rendah, meskipun bekerja di pasar tenaga kerja yang sama.
Dengan selisih sekitar Rp760 ribu per bulan, perempuan hanya memperoleh sekitar 77% dari rata-rata upah laki-laki.
Kesenjangan ini menegaskan bahwa persoalan upah berbasis gender masih nyata dan belum sepenuhnya teratasi. Perbedaan tersebut kerap dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari posisi dan sektor pekerjaan hingga beban pekerjaan rumah tangga yang masih lebih banyak ditanggung oleh perempuan.
Lebih jauh, ketimpangan ini bukanlah fenomena baru. Data GoodStats menunjukkan bahwa sepanjang periode 2020-2024, upah rata-rata laki-laki selalu lebih tinggi dibanding perempuan, baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan.
Besarnya kesenjangan pun tidak kecil, berkisar antara 19 hingga hampir 30% bahkan pada 2024, selisih upah di perkotaan mencapai sekitar 20,78%, sementara di perdesaan lebih lebar hingga 28,5%. Ini menandakan bahwa ketimpangan upah berbasis gender bukan fenomena sesaat, melainkan masalah struktural yang belum banyak berubah.
(mae/mae)


















































