Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin Thailand bersumpah untuk terus bertempur di perbatasan yang disengketakan dengan Kamboja. Negeri Gajah Putih bahkan mengirim serangan jet beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan dia telah menengahi gencatan senjata baru.
Perdana Menteri sementara Thailand Anutin Charnvirakul mengatakan negara Asia Tenggara itu akan terus melakukan aksi militer sampai Thailand tidak lagi merasakan bahaya dan ancaman terhadap tanah dan rakyatnya.
Trump, yang menengahi gencatan senjata dalam sengketa perbatasan yang telah berlangsung lama pada bulan Oktober, berbicara dengan Anutin dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet pada hari Jumat dan mengatakan mereka telah setuju untuk menghentikan semua penembakan.
Baik Anutin maupun Manet tidak menyebutkan kesepakatan apa pun dalam pernyataan setelah kontak mereka dengan Trump, dan Anutin mengatakan tidak ada gencatan senjata.
"Saya ingin memperjelas. Tindakan kami pagi ini sudah berbicara," tulis Anutin di Facebook, dikutip dari CNBC Int'l, Minggu (14/12/2025).
Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Presiden mengharapkan semua pihak untuk sepenuhnya menghormati komitmen yang telah mereka buat dalam menandatangani perjanjian ini, dan beliau akan meminta pertanggungjawaban siapa pun yang diperlukan untuk menghentikan pembunuhan dan memastikan perdamaian yang langgeng."
Hun Manet, dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu di Facebook, mengatakan bahwa ia menyambut baik usulan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, yang telah menjadi mediator dalam perundingan perdamaian dan menghentikan permusuhan mulai Sabtu malam.
Anwar, Ketua ASEAN yang beranggotakan 10 negara, dalam sebuah unggahan Facebook, mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dari tindakan militer lebih lanjut, termasuk penggunaan kekuatan atau pergerakan maju unit bersenjata mulai pukul 15.00 WIB kemarin, Sabtu (13/12/2025).
Ia mengatakan bahwa tim pengamat ASEAN yang dipimpin oleh kepala angkatan bersenjata Malaysia akan dikerahkan ke perbatasan dan pemerintah AS akan menyediakan kemampuan pemantauan satelit.
Sementar itu, Anutin mengatakan belum ada kesepakatan untuk menghentikan apa pun," ketika ditanya oleh wartawan tentang usulan Malaysia tersebut.
Menteri Luar Negeri Thailand ini mengatakan dalam konferensi pers bahwa negara itu akan bekerja sama dengan tim pengamat, tetapi gencatan senjata apa pun perlu didahului oleh pembicaraan.
"Kita tidak bisa begitu saja mengumumkan gencatan senjata sementara pertempuran masih berlangsung," katanya.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]

















































