Jakarta, CNBC Indonesia — Pasar Asia-Pasifik dibuka menguat pada hari Senin (10/11/2025), usai meredanya kekhawatiran valuasi kecerdasan buatan (AI) yang memicu penurunan di pasar di seluruh kawasan pekan lalu.
Selain itu investor di Asia juga mencermati data inflasi Oktober dari Tiongkok selama akhir pekan, yang hasilnya di atas ekspektasi.
Mengutip CNBC, inflasi konsumen utama berada di angka 0,2% year-on-year, dibandingkan dengan ekspektasi pertumbuhan nol dari para ekonom yang disurvei oleh Reuters. Inflasi grosir mengalami penurunan yang lebih rendah dari perkiraan sebesar 2,1% year-on-year, dibandingkan dengan penurunan 2,2% yang diperkirakan.
Adapun Nikkei 225 Jepang menguat 0,48%, sedangkan Topix yang berbasis luas naik 0,37%. Imbal hasil obligasi pemerintah Jepang 10 tahun naik tipis menjadi 1,69%, tertinggi sejak Oktober.
Kospi Korea Selatan naik 1,69%, dipimpin oleh saham perbankan dan asuransi, sementara Kosdaq berkapitalisasi kecil stagnan.
S&P/ASX 200 Australia mengawali hari dengan kenaikan 0,25%.
Namun, pasar Hong Kong tampaknya akan melemah, dengan indeks berjangka Hang Seng di level 26.121, lebih rendah dari penutupan terakhir HSI di level 26.241,83.
Sementa itu, pada hari Jumat di AS, Nasdaq Composite terus melemah, tetapi Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 sedikit menguat setelah Pemimpin Minoritas Senat Chuck Schumer menawarkan rencana baru kepada Partai Republik yang akan mengakhiri penutupan pemerintah AS yang memecahkan rekor.
Sebuah survei dari Universitas Michigan mengungkapkan pada hari Jumat bahwa sentimen konsumen di negara itu telah mendekati level terendah sepanjang sejarah.
Data ini muncul hanya sehari setelah perusahaan Challenger, Gray & Christmas melaporkan bahwa pengumuman PHK pada bulan Oktober mencapai level tertingginya untuk bulan tersebut dalam 22 tahun.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Israel Serang Iran, Bursa Asia Dibuka Kebakaran
















































