Jakarta, CNBC Indonesia - Investor kerap menyukai emiten yang melakukan aksi korporasi. Bagi investor, hal itu dapat berdampak langsung terhadap nilai investasi, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Aksi seperti buyback saham atau pembelian saham kembali dapat memberi sinyal bahwa perusahaan dalam kondisi finansial yang kuat. Buyback saham bisa menandakan manajemen percaya harga saham undervalued.
Buyback saham penting baik bagi perusahaan maupun investor karena memiliki implikasi finansial, strategis, dan psikologis yang signifikan. Buyback menunjukkan bahwa manajemen yakin harga saham saat ini undervalued dan perusahaan memiliki prospek bagus ke depan.
Jika perusahaan memiliki kas berlebih dan tidak ada peluang investasi yang lebih menguntungkan, buyback bisa menjadi cara yang efisien untuk mengembalikan nilai kepada pemegang saham selain dividen.
Buyback juga bisa digunakan untuk menyeimbangkan efek dilusi dari penerbitan saham baru (misalnya akibat program kompensasi karyawan berbasis saham).
Sementara bagi investor, buyback saham menciptakan permintaan tambahan atas saham di pasar dan sering kali menaikkan harga saham karena jumlah saham beredar turun dan sentimen pasar jadi lebih positif.
Jika investor tidak menjual saham mereka, porsi kepemilikan mereka di perusahaan naik secara relatif karena jumlah total saham menyusut.
Bagi investor yang tidak menyukai pajak dividen, buyback bisa menjadi cara pengembalian nilai yang lebih efisien pajak, tergantung yurisdiksi pajak masing-masing.
Terpantau beberapa emiten tengah melakukan aksi buy back sejak 2024 hingga 2025, berikut catatan CNBC Indonesia Research.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)