Jakarta, CNBC Indonesia - Instrumen investasi emas menjadi aset yang kebal terhadap guncangan ekonomi. Di tengah ketidakpastian ekonomi, emas yang sering disebut sebagai "safe haven" kembali menjadi incaran banyak orang.
Para ahli kerap menyarankan emas sebagai pilihan untuk menyimpan dana darurat. Mengapa? emas dianggap mudah dicairkan kapan saja dan merupakan instrumen investasi yang sederhana.
Namun, sebenarnya, menyimpan dana darurat dalam bentuk emas kurang tepat. Apa alasannya? Berikut penjelasannya.
Dana darurat harus gampang diakses
Dana darurat ada agar kita terhindar dari utang saat menghadapi situasi mendesak, seperti kehilangan pekerjaan, risiko usaha, atau musibah lainnya.
Meskipun emas cukup likuid, perlu diingat bahwa untuk mendapatkan uang tunai, emas harus dijual terlebih dahulu. Apa yang terjadi jika kita butuh dana secepatnya? Proses penjualan bisa menjadi hambatan dan membuat akses dana darurat menjadi kurang praktis.
Emas berfluktuasi dalam jangka pendek
Harga emas juga berfluktuasi, meskipun tidak setinggi saham. Fluktuasi ini berisiko membuat kita merugi saat menjual emas dalam jangka pendek. Akan lebih bijak jika kita memilih instrumen keuangan yang lebih stabil agar nilai dana darurat tetap terjaga.
Ada Selisih Harga Beli dan Jual Emas
Perbedaan harga beli dan jual emas juga perlu diperhatikan. Bisa jadi harga emas naik, tetapi saat kita menjualnya, justru rugi karena harga jual masih di bawah harga rata-rata beli kita.
Itulah mengapa emas lebih cocok untuk investasi jangka panjang, bukan untuk dana darurat.
Simak 6 tips investasi emas yang penting untuk diketahui oleh pemula:
1. Pasang Tujuan Investasi dengan Jelas
Inti dari investasi adalah untuk mencapai tujuan keuangan tertentu. Tanpa adanya tujuan, investasi hanya akan dilakukan dengan sembarangan dan tak ada strategi untuk mengoptimalkannya. Hal ini berlaku pula jika Anda menanam modal pada instrumen emas.
Dengan tujuan yang jelas, Anda bisa menentukan berapa lama aktivitas investasi akan dilakukan, serta instrumen yang ideal untuk dipilih. Untuk emas sendiri, idealnya tujuan investasi memiliki jangka waktu yang panjang, misalnya di atas 5 tahun. Sebab, dalam jangka panjang, peluang imbal hasil investasi emas akan terasa lebih optimal, dan mampu meminimalkan risikonya.
2. Susun Rencana Investasi dengan Kondisi Keuangan
Tips yang kedua, sesuaikan rencana investasi dengan kondisi keuangan dan alokasi dana yang tersedia. Tak harus besar, investasi emas saat ini bisa dilakukan dengan modal kecil berkat kehadiran layanan emas digital. Tapi ingat, tergantung dari tujuan yang ingin diraih, Anda perlu menentukan berapa besar dana yang perlu disisihkan untuk investasi ini.
Sebab, jika nilainya terlalu kecil, sudah pasti tujuan investasi berisiko tak akan tercapai. Di sisi lain, jika alokasi dana untuk investasi terlalu besar, risiko kebutuhan lain yang tak kalah penting terlewatkan akan menjadi lebih tinggi. Idealnya, anggaran untuk investasi per bulan adalah 20 sampai 30 persen dari gaji, atau di kisaran tersebut tergantung kondisi keuangan.
3. Hanya Gunakan Platform Investasi Emas Terpercaya
Jika ingin berinvestasi emas dengan lebih praktis, kini telah banyak bermunculan layanan investasi emas online atau digital yang bisa digunakan. Platform emas online tersebut bisa dengan praktis dipasang pada smartphone dan menjalankan aktivitas investasi kapan pun dan di mana pun diinginkan.
Yang terpenting, jika memilih metode investasi emas ini, pastikan jika layanan yang digunakan legal dan terpercaya. Caranya dengan mengecek izin usahanya di Bappebti dan memastikan rekam jejaknya agar terhindar dari risiko investasi bodong atau semacamnya.
4. Rutin Pantau Pergerakan Harga Emas
Tips lain yang tidak kalah penting dipahami saat investasi emas adalah rutin memantau pergerakan harganya seiring waktu. Secara umum, harga emas mengacu terhadap harga di pasar dunia menggunakan mata uang USD atau dolar Amerika Serikat.
Tentunya, ketika melihat harga emas sedang turun, manfaatkan kesempatan tersebut untuk lebih banyak membeli logam mulia ini. Sebaliknya, jika harganya sedang naik, jual sebagian aset emas yang dimiliki agar mendapat imbal hasil dari buyback yang optimal. Tentunya, kapan waktu terbaik untuk membeli atau menjual emas ini hanya bisa diketahui saat Anda rutin memantau pergerakan harganya.
5. Tentukan Tempat Penyimpanan yang Tepat
Ketika memutuskan untuk membeli emas fisik, hal penting yang tak boleh dilewatkan adalah menyiapkan tempat penyimpanannya. Biasanya, tempat menyimpan emas yang aman adalah brankas pribadi dengan proteksi PIN serta sidik jari pemilik agar jauh dari risiko pencurian atau semacamnya.
Alternatifnya, jika tidak ingin repot menyiapkan tempat penyimpanan, investasi saja emas digital. Alasannya karena penyimpanannya dilakukan oleh pihak penyedia layanan emas online yang tentunya lebih praktis dan hemat biaya. Selain itu, umumnya Anda tak akan dibebani dengan biaya penyimpanan ini sehingga membuat potensi keuntungan investasi emas digital menjadi lebih maksimal.
6. Konsisten dan Disiplin Tanam Modal
Tips yang terakhir, saat investasi emas, tanamkan pada diri untuk konsisten dan disiplin menanam modal. Ingat jika investasi adalah aktivitas keuangan yang ideal dilakukan dalam jangka waktu lama, khususnya di instrumen emas.
Jika kebiasaan menanam modal terhenti di tengah jalan, risiko tujuan finansial tercapai akan menjadi jauh lebih kecil. Peluang imbal hasil yang didapatkan nantinya juga akan menjadi lebih terbatas. Oleh karena itu, terus tanam modal sesuai rencana hingga tujuan investasi berhasil tercapai sesuai target.
Itulah 6 tips yang bisa Anda aplikasikan agar lebih aman, nyaman, dan menguntungkan saat investasi emas. Secara umum, emas merupakan instrumen investasi yang ideal untuk mencapai tujuan jangka panjang maupun melindungi aset dari inflasi. Dengan likuiditas yang terjamin, menjadikan emas kembali ke bentuk dana tunai biasanya tidak terlalu sulit sehingga dapat segera dicairkan saat dibutuhkan.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sebelum Investasi Emas, Perhatikan Empat Informasi Penting Ini