Banyak Mobil Kredit Macet, Multifinance Hapus Buku Rp22 Triliun

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia — Sebanyak Rp22 triliun kredit macet di multifinance telah dihapus buku (write off). Hal ini terjadi seiring tantangan yang dialami debt collector saat menagih utang di lapangan.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi mengatakan rasio kredit bermasalah atau non-performing financing (NPF) multifinacne berada di kisaran 2,5%. Dengan kata lain, setidaknya terdapat 2,5% kredit macet dari total pembiayaan industri sebesar Rp507,1 triliun per September 2025.

Meski demikian, perlu diingat bahwa nilai NPF tersebut dihitung berdasarkan keterlambatan pembayaran di atas 10 hari. Lalu, bagaimana jika kredit tersebut sudah macet berbulan-bulan dan sulit untuk ditagih?

Untuk kredit yang masuk NPF berat dan dinilai kemungkinan kecil tertagih, leasing atau multifinance akan melakukan hapus buku. Secara akuntansi, kredit dikeluarkan dari neraca sehingga tidak lagi dihitung dalam NPL, tetapi secara hukum masih bisa ditagih.

"Sampai dengan Juli, kami sudah write-off (WO) atau menghapus buku kredit macet sebesar Rp22 triliun," jelas Suwandi dalam Indonesia Economic & Insurance Outlook 2026, Senin, (22/12/2025).

Salah satu penyebab besarnya nilai hapus buku tersebut adalah banyaknya pembiayaan kendaraan yang macet dan unitnya telah berpindah tangan. Belum lagi, banyak kendaraan yang masih dalam status kredit, dijual kembali menggunakan modus STNK only meski belum lunas.

Suwandi menilai nilai kredit macet yang dihapus buku tersebut tidaklah kecil. Penarikan kendaraan yang sudah berada di tangan pihak ketiga pun tak jarang menimbulkan konflik antara debt collector dengan masyarakat.

Di sisi lain, ia mengungkapkan bahwa proses penagihan kerap menghadapi gangguan dari berbagai pihak. Menurutnya, tekanan dari LSM hingga praktik jual beli kendaraan STNK only turut menyulitkan upaya penagihan.

"Bagaimana kita bisa dukung kalau selama ini kami terus diganggu oleh LSM? Selama ini kami diganggu oleh kanal-kanal sosial media yang menyampaikan bahwa jual-beli kendaraan STNK Only?" kata dia.

Untuk diketahui, pertumbuhan pembiayaan industri multifinance tengah melamban beberapa waktu ke belakang. Diketahui, total pembiayaan industri multifinance hanya tumbuh 1,1% secara tahunan (yoy) ke angka Rp507,1 triliun per September 2025. Hal ini menekan labanya menjadi -4,9% ke angka Rp16,1 triliun.

Dari sisi permodalan, total aset yang dimiliki 145 perusahaan multifinance di RI sebesar Rp587,4 triliun, atau tumbuh 0,74% yoy. Adapun ekuitasnya tercatat sebesar Rp173,5 triliun atau naik 5,29%.

(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |