Bak Neraka! Ini 6 Kisah Mudik Paling Mengerikan dalam Sejarah RI

3 days ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia - Musim mudik sudah dimulai. Tradisi mudik merupakan fenomena yang ditunggu-tunggu oleh sebagian besar masyarakat Indonesia menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Istilah mudik diartikan sebagai bepergian jarak jauh bagi orang perantauan yang ingin kembali ke kampung halaman.

Mudik pun seakan menjadi tradisi wajib setiap setahun sekali, meski istilah mudik sekarang tak hanya sebatas pada menjelang Idul Fitri, tetapi juga bisa terjadi di libur-libur besar lainnya seperti Natal dan Tahun Baru.

Namun, mudik sudah melekat cukup kental di masyarakat sebagai tradisi yang wajib dilakukan menjelang Hari Raya, sehingga momentum mudik selain waktu tersebut tidak terlalu besar.

Meski begitu, setiap tahunnya, banyak cerita yang cukup memilukan saat mudik berlangsung, mulai dari kemacetan yang luar biasa, angka kecelakaan yang cukup tinggi, dan cerita memilukan lainnya.

Alhasil, jangan sampai momen tersebut rusak karena macet berkepanjangan khususnya pada Mudik Lebaran 2025 ini.

Seperti pada tahun sebelum-sebelumnya, titik kemacetan kerap terjadi di beberapa tempat yakni Tol Cikampek hingga Tol Cipali, sehingga dalam beberapa tahun terakhir, kedua ruas tol tersebut kerap memberlakukan contra flow (Tol Cikampek) dan one way (Tol Cipali).

Kemacetan juga kerap terjadi di jalur penyebaran di Pelabuhan Merak.

Terlepas dari momok macet parah yang pasti terjadi di mudik tiap tahunnya, sebenarnya ada kejadian memilukan yang pernah terjadi dan hingga kini masih menjadi tragedi mudik paling parah.

Berikut beberapa cerita mudik "horor" yang pernah terjadi di Indonesia:

1. Brexit (Gerbang Tol Brebes Timur, Juli 2016).

Masa mudik Lebaran 2016 pernah melahirkan tragedi yang amat memilukan, yakni tragedi Brexit, di mana kejadian ini terjadi di gerbang tol Brebes Timur, yang merupakan bagian dari Tol Pejagan-Pemalang.

Sebutan Brexit sendiri sejatinya merupakan istilah bagi negara Inggris yang ingin melepas dari Eropa, alias kepanjangan dari British Exit.

Tetapi, fenomena Brexit yang sebenarnya cukup dekat dengan tragedi mudik paling memilukan di Indonesia tersebut, sehingga banyak orang yang kemudian memberikan istilah tragedi tersebut menjadi Brexit.

Pada 3-5 Juli merupakan puncak arus mudik di tahun 2016. Ada jutaan orang dari daerah Jabodetabek yang pergi ke daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

BrexFoto: Tri Aljumanto/detikcom.
Brex

Beruntung pemerintah saat itu menyediakan tol baru, yakni Tol Pejagan-Pemalang. Tol ini adalah rangkaian tol yang membentang dari daerah Palimanan dan khusus dibangun untuk mengurai kemacetan jalur Pantura. Namun saat itu, tol tersebut baru dibuka setengahnya, yakni Pejagan-Brebes Timur.

Sebagaimana namanya, jalan tol diprediksi akan bebas hambatan, sehingga menarik animo masyarakat khususnya kendaraan roda empat untuk melintasi tol. Alhasil, di tanggal tersebut jalan tol terpantau ramai.

Hingga akhirnya, 'bencana' pun tiba. Di ujung jalan tol yang belum tersambung itu hanya ada satu pintu tol, yakni Brebes Timur atau biasa disingkat Brexit.

Jadi, semua kendaraan menumpuk di sana. Parahnya lagi, tak lama setelah pintu tol ada persimpangan yang mempertempukan arus kendaraan yang datang dari arah Cirebon lewat Pantura.

Alhasil, pertemuan dua arus itu menimbulkan kemacetan hebat. Jalan tak bisa menampung volume kendaraan.

Mengutip DetikX, panjang kemacetan di jalur Pantura lebih dari 20 km. Sedangkan kemacetan yang terjadi di jalan tol terbentang sepanjang 25 km, yang mengular mulai dari Gerbang Tol Brebes Timur hingga kawasan Kanci, Cirebon.

Selain karena pertemuan dua arus itu, faktor lain yang membuat kemacetan parah di Brexit. Ini adalah pihak kepolisian gagal mengantisipasi lonjakan volume kendaraan yang datang secara serentak pada arus mudik 2016.

Apalagi, gerbang tol Brebes Timur sendiri bukan untuk didesain sebagai gerbang tol besar, melainkan gerbang tol kecil.

Alhasil, sepanjang jalur kemacetan itu banyak pengendara yang lelah. Mobil-mobil pun banyak yang mogok.

Tercatat ada 17 orang tewas dalam kemacetan ini dan puluhan lainnya dirawat di rumah sakit. Penyebab korban meninggal dunia bermacam-macam, mulai akibat serangan jantung, keracunan karbon dioksida, hingga kelelahan.

Setelah dua hari dua malam, kemacetan akhirnya terurai juga. Ini usai petugas kepolisian memberlakukan one way di Pantura.

Hingga kini, tragedi Brexit masih menjadi tragedi yang sangat memilukan di Indonesia. Namun sebelum tragedi Brexit, sejatinya masih banyak kasus 'mudik neraka'.

Adapun jauh sebelum ada Tol Cipali dan tentunya sebelum kasus 'mudik neraka' Brexit, ada beberapa kasus 'mudik neraka' yang juga selalu menghantui para pemudik dari Jabodetabek ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Berikut daftarnya.

2. Kemacetan parah akibat Amblesnya Jembatan Comal dan Jembatan Cihaurbeuti (Juli 2014).

Arus mudik Lebaran 2014 juga bisa dikatakan sebagai ujian bagi para pemudik di Pulau Jawa, terutama yang melewati jalur Pantai Utara (Pantura) dan Pantai Selatan (Pansela).

Pada arus mudik 2014, Jembatan Comal yang berada di Kabupaten Pemalang ambruk karena tergerus akibat banjir yang melanda Sungai Comal pada Februari 2014.

Banjir tersebut menyebabkan pancang jembatan sisi barat alami kemiringan. Selain itu, ambruknya juga diakibatkan oleh beban tonase perlintasan yang meningkat tajam.

Akibat ambruknya Jembatan Comal, pihak Polres Pemalang melakukan pengalihan ke jalur alternatif saat itu. Bahkan para pemudik dari barat ke timur yang ingin melewati Pantura saat itu diupayakan melalui jalur selatan atau jalur tengah.

Menjelang puncak arus mudik, sejumlah pemudik mulai memadati Jalan Raya Inspeksi Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (26/3/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)Foto: Menjelang puncak arus mudik, sejumlah pemudik mulai memadati Jalan Raya Inspeksi Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (26/3/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)
Menjelang puncak arus mudik, sejumlah pemudik mulai memadati Jalan Raya Inspeksi Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (26/3/2025). (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Meski begitu, nyatanya ambruknya Jembatan Comal membuat kemacetan tak terhindarkan. Terpantau pada 20 Juli 2014, kemacetan total terjadi di ruas jalur utama Pantai Utara Jawa pasca amblas dan ditutupnya Jembatan Comal.

Ratusan kendaraan pun terjebak kemacetan parah. Bahkan, ambruknya Jembatan Comal saat itu berdampak kepada tingkat kemacetan mudik di jalur Pansela, karena banyak orang yang menghindari jalur Pantura saat itu.

Belum selesainya jembatan Comal yang ambruk, di lintas Pansela, yakni di Kabupaten Ciamis, sebuah jembatan juga ambles karena tergerus aliran sungai. Jembatan tersebut berada di Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis atau lintas selatan Kabupaten Tasikmalaya atau sebelum memasuki kota Ciamis.

Amblesnya jembatan di Kecamatan Cihaurbeuti itu membuat lintas selatan yang sebelumnya macet akibat banyak orang yang menghindari jalur Pantura akibat ambruknya Jembatan Comal pun semakin parah.

Bahkan, banyak kendaraan yang dialihkan melewati jalur alternatif dengan jalan desa yang tergolong sempit.

Kepolisian Daerah Jabar membuka dua jalur alternatif Pamoyanan dan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya untuk menghindari jembatan di jalan nasional kawasan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Jabar, yang ambruk

Pengalihan itu dilakukan untuk menghindari penumpukan kendaraan pemudik di jalur selatan Jawa Barat tepatnya kawasan Kabupaten Tasikmalaya. Akibat peralihan ini, kondisi lalu lintas di kota Tasikmalaya pun sangat padat.

Pages

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |