Astronom Temukan Planet Raksasa Baru, Ilmuwan Kaget

1 day ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Tim astronom internasional menemukan sebuah planet gas raksasa yang mengorbit bintang kerdil merah ultra-kecil. Planet yang dinamai TOI-6894b ini ditemukan mengelilingi bintang mungil TOI-6894, yang hanya memiliki 20% massa Matahari.

Penemuan mengejutkan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature Astronomy, dan dilakukan oleh tim ilmuwan dari University of Warwick dan UCL Mullard Space Science Laboratory.

Planet raksasa ini terdeteksi melalui analisis data dari satelit TESS (Transiting Exoplanet Survey Satellite) milik NASA.

"Awalnya saya mencari lewat pengamatan lebih dari 91.000 bintang kerdil merah bermassa rendah untuk mencari planet raksasa," ujar Dr. Edward Bryant, pemimpin penelitian sekaligus Astrophysics Prize Fellow dari University of Warwick, dikutip dari Science Daily, Kamis (12/6/2025).

"Kemudian, dengan menggunakan pengamatan yang dilakukan dengan salah satu teleskop terbesar di dunia, VLT milik ESO, saya menemukan TOI-6894b, planet raksasa yang sedang transit pada bintang bermassa paling rendah yang diketahui sebagai tuan rumah bagi planet semacam itu," imbuhnya.

TOI-6894b merupakan planet gas berdensitas rendah, sedikit lebih besar dari Saturnus namun hanya memiliki sekitar 50% massanya. Menariknya, bintang induknya tercatat sebagai bintang dengan massa paling rendah yang pernah diketahui memiliki planet raksasa transiting.

"Mayoritas bintang di galaksi kita adalah bintang-bintang kecil seperti ini, yang selama ini dianggap tidak bisa mendukung pembentukan planet gas raksasa," kata Dr. Daniel Bayliss, dosen dari University of Warwick.

Lebih lanjut ia mengatakan, fakta bahwa planet raksasa bisa terbentuk di bintang seperti ini bisa mengubah cara kita memperkirakan jumlah total planet raksasa di galaksi.

Temuan ini menantang teori pembentukan planet paling umum saat ini yaitu core accretion theory. Dalam teori ini, inti planet terbentuk dulu dari materi padat, lalu mulai menarik gas dari sekelilingnya hingga terbentuk atmosfer dan akhirnya menjadi planet gas raksasa.

Masalahnya, bintang bermassa kecil seperti TOI-6894 diyakini tidak memiliki cukup materi di cakram protoplaneternya untuk membentuk inti planet besar dan memulai proses ekskresi gas yang masif.

Selain ukurannya yang besar dan orbitnya yang tidak biasa, TOI-6894b juga memiliki atmosfer yang sangat dingin untuk ukuran planet gas raksasa. Suhu permukaannya hanya sekitar 420 Kelvin, jauh di bawah rata-rata planet gas yang biasanya ditemukan, yang umumnya bersuhu antara 1000-2000 Kelvin.

Hal ini menjadikan TOI-6894b sebagai target ideal untuk studi atmosfer mendalam. Dengan mempelajari komposisi atmosfer dan struktur internal planet, para ilmuwan berharap bisa mengungkap bagaimana planet ini benar-benar terbentuk, apakah melalui akumulasi bertahap atau pembentukan instan akibat runtuhnya cakram gas.


(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |