Asing Masih Ramai-Ramai Lepas SRBI, RI Tekor Berapa?

2 hours ago 2

Elvan Widyatama,  CNBC Indonesia

15 December 2025 09:55

Jakarta, CNBC Indonesia - Arus modal asing kembali keluar dari pasar keuangan Tanah Air pada pekan kedua Desember 2025. Setelah mencatatkan inflow yang cukup deras pada pekan sebelumnya.

Merujuk data dari Bank Indonesia (BI), sepanjang periode 8-11 Desember 2025, investor asing tercatat melakukan aksi jual sebesar Rp130 miliar. Secara rinci, asing masih terpantau melakukan beli bersih atau net buy di pasar saham sebesar Rp1,14 triliun serta turut masuk di pasar Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp2,85 triliun.

Namun, arus masuk tersebut tertahan seiring aksi jual investor asing di intrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang mencapai Rp4,12 triliun, sehingga secara total posisi asing kembali berada di jalur outflow sepekan lalu.

Hal ini juga sekaligus mematahankan tren inflow yang sudah terjadi dalam tiga pekan beruntun.

Secara kumulatif sepanjang tahun 2025 hingga 11 Desember, investor asing masih mencatatkan jual bersih sebesar Rp25,95 triliun di pasar saham, Rp3,49 triliuun di pasar SBN, dan Rp116,34 triliun di SRBI.

Sejalan dengan keluar nya arus modal asing, indikator persepsi risiko Indonesia juga mengalami perubahan. Premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia untuk tenor 5 tahun tercatat naik menjadi 72,99 basis poin (bps) per 11 Desember 2025. Setelah pada 5 Desember 2025, tercatat 71,28 bps.

Kenaikan CDS ini mencerminkan meningkatnya kehati-hatian investor global terhadap aset berisiko, termasuk pasar keuangan Indonesia, di tengah ketidakpastian arah kebijakan moneter global.

Meski demikian, Bank Indonesia menegaskan akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah serta otoritas terkait, sekaligus mengoptimalkan bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas pasar keuangan dan memperkuat ketahanan eksternal perekonomian Indonesia di tengah volatilitas global yang masih tinggi.

Menariknya, arus keluar asing dari pasar keuangan Tanah Air pada periode tersebut terjadi di tengah keputusan bank sentral Amerika Serikat (The Federal Reserve/The Fed) yang kembali memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin, menjadi pemangkasan ketiga sepanjang 2025.

Kebijakan tersebut sejatinya membawa angin segar bagi pasar negara berkembang, termasuk Indonesia, seiring dengan meningkatnya selera risiko (risk-on) pelaku pasar global dan pergeseran dana dari aset berdenominasi dolar AS ke emerging markets.

Dampak dari sentimen positif tersebut sebenarnya mulai terlihat di pasar domestik, tercermin dari kembalinya aksi beli asing di pasar saham dan Surat Berharga Negara (SBN).

Namun demikian, tekanan jual asing masih berlanjut di instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), sehingga secara keseluruhan arus modal asing pada pekan ini masih tercatat berada di zona jual bersih.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(evw/evw)

Read Entire Article
Kepri Bersatu| | | |