FOTO Internasional
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
03 June 2025 06:55

Ekskavator atau truk penggali sedang melakukan pengelolaan sampah di Saenggok Landfill yang terletak di Kota Busan, Korea Selatan. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang sudah berdiri sejak 1996 ini biasanya menjadi lokasi penguburan akhir sampah yang sudah tidak bisa terurai, seperti plastik bekas pembakaran. (CNBC Indonesia/Thea Fathanah Arbar)

Saat ini Saenggok Landfill memiliki luas 257.000 meter persegi. TPA yang dapat menampung sampah seluas 11.127.000 meter persegi ini tidak memiliki bau menyengat khas sampah berkat adanya program pemilahan sampah. (CNBC Indonesia/Thea Fathanah Arbar)

Di Korea Selatan (Korsel), pengelolaan sampah memang menjadi hal yang sangat penting. Tak heran jika Negeri Ginseng menjadi salah satu negara dengan sistem pengelolaan sampah terbaik di dunia. (CNBC Indonesia/Thea Fathanah Arbar)

Di Busan, perusahaan publik milik pemerintah Busan Environmental Corporation (BECO) bertanggung jawab atas pengelolaan lingkungan dan pengolahan limbah di kota tersebut. (CNBC Indonesia/Thea Fathanah Arbar)

Sebagai lembaga utama dalam pengelolaan sampah, BECO memainkan peran penting dalam memastikan kebersihan dan keberlanjutan lingkungan di Busan. (CNBC Indonesia/Thea Fathanah Arbar)

Pemilahan hasil remahan sampah plastik, atau sampah lain yang dapat didaur ulang, nantinya akan diolah menjadi sebuah karya seni. (CNBC Indonesia/Thea Fathanah Arbar)

Salah satu cara mengelola sampah ala BECO adalah dengan mengubahnya menjadi karya seni yang unik dan memamerkannya di Busan Resource Recycling Cooperation Center, yang jaraknya hanya yang hanya berjarak 5 menit dari Saenggok Landfill. (CNBC Indonesia/Thea Fathanah Arbar)

Di tempat tersebut, terdapat karya patung ikan lumba-lumba yang terbuat dari pecahan cangkang telur. Cangkang telur sendiri bukan termasuk food waste atau limbah makanan, sehingga harus didaur ulang. (CNBC Indonesia/Thea Fathanah Arbar)